Kairo (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Mesir pada Senin (1/9) mengecam serangan militer Israel yang masih berlangsung di Gaza sebagai pelanggaran persisten terhadap hukum humaniter internasional.
Ekspansi militer Israel bertentangan dengan upaya-upaya mediasi global yang intensif, termasuk upaya bersama Mesir dan Qatar untuk menghentikan perang melalui usulan gencatan senjata baru, serta mencerminkan tidak adanya tekad sedikit pun dari pihak Israel untuk mengakhiri perang Gaza, meredakan ketegangan regional, dan memulihkan ketenangan maupun perdamaian, demikian menurut sebuah pernyataan dari kementerian tersebut.
Israel menarik diri dari proses perdamaian yang didasarkan pada solusi dua negara, yang didukung oleh komunitas internasional, kata kementerian tersebut. Kementerian juga menambahkan bahwa kebijakan Israel yang menyebabkan kelaparan dan pengepungan terhadap warga sipil yang tak berdaya di Gaza mengancam akan memperparah konsekuensi bencana kemanusiaan yang sudah sangat memprihatinkan di daerah kantong tersebut.
Pada 8 Agustus, Israel mengumumkan bahwa Kabinet Keamanannya telah menyetujui rencana untuk mengambil alih Gaza City, yang langsung menuai kecaman baik dari dalam maupun luar negeri.
Sejak 7 Oktober 2023, kampanye militer Israel di Gaza telah menewaskan 63.557 orang dan melukai 160.660 lainnya, ungkap otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza pada Senin, seraya menambahkan bahwa kelaparan dan malanutrisi di Gaza telah menyebabkan 348 kematian, termasuk 127 anak-anak.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.