Shenzhen (ANTARA) - Klaster inovasi Shenzhen-Hong Kong-Guangzhou di Kawasan Teluk Besar Guangdong-Hong Kong-Makau menduduki peringkat teratas di antara 100 kluster inovasi terkemuka dunia dalam Indeks Inovasi Global 2025, yang dirilis oleh Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (World Intellectual Property Organization/WIPO) pada Senin (1/9).
Ini merupakan kali pertama klaster tersebut mengungguli klaster Tokyo-Yokohama di Jepang untuk menjadi pusat inovasi terkemuka dunia, menyoroti vitalitas yang kuat dalam inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di Kawasan Teluk Besar, serta kemajuan dinamis yang telah dicapai oleh pusat inovasi teknologi internasional tersebut.
Sejak 2020, klaster inovasi Shenzhen-Hong Kong-Guangzhou secara konsisten menduduki peringkat kedua secara global.
Proses pemeringkatan klaster inovasi 2025 mencakup indikator inti baru, yaitu volume transaksi modal ventura, yang ditambahkan ke pertimbangan utama yang sudah ada, seperti jumlah pengajuan paten internasional berdasarkan Perjanjian Kerja Sama Paten (Patent Cooperation Treaty/PCT) dan jumlah makalah yang diterbitkan oleh masing-masing klaster dalam jurnal Science Citation Index Expanded (SCIE).
Sistem evaluasi baru ini menekankan pada output dan tata letak kekayaan intelektual, sekaligus menyoroti transformasi, penerapan, dan realisasi nilai dari hasil inovasi, menurut Biro Pengawasan dan Administrasi Pasar Provinsi Guangdong.
Tahun ini, 100 klaster inovasi teratas dunia tersebar di 33 perekonomian. Dengan 24 klaster, China menjadi negara dengan jumlah klaster terbanyak, diikuti oleh Amerika Serikat dengan 22 klaster dan Jerman dengan tujuh klaster.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.