Presiden China serukan negara anggota SCO terus maju dengan solid

Didirikan di Shanghai pada Juni 2001, SCO telah berkembang dari enam anggota pendiri menjadi sebuah keluarga beranggotakan 26 negara yang terdiri dari 10 anggota, dua pengamat, dan 14 mitra dialog yang tersebar di Asia, Eropa, dan Afrika, dengan kerja sama yang mencakup lebih dari 50 bidang dan total output ekonomi hampir 30 triliun dolar AS (1 dolar AS = Rp16.461)

"Pengaruh dan daya tarik internasionalnya semakin meningkat dari hari ke hari," kata Xi, seraya memuji pencapaian inovatif dan bersejarah dalam pengembangan dan kerja sama SCO.

Organisasi itu adalah yang pertama membentuk mekanisme pembangunan kepercayaan militer di wilayah perbatasan dan meluncurkan kerja sama Sabuk dan Jalur Sutra. "Kami adalah yang pertama menandatangani perjanjian tentang hubungan bertetangga yang baik, persahabatan, dan kerja sama jangka panjang, yang menyatakan komitmen kami untuk menjalin persahabatan yang langgeng dan menghindari permusuhan," ujarnya.

Negara-negara anggota juga menjadi pelopor dalam mengajukan visi tata kelola global yang mencakup musyawarah ekstensif dan kontribusi bersama untuk manfaat bersama sebagai upaya mempraktikkan multilateralisme sejati.

"Kita harus mendorong terciptanya dunia multipolar yang setara dan tertib serta globalisasi ekonomi yang inklusif dan bermanfaat secara universal, serta menjadikan sistem tata kelola global lebih adil dan setara," tambahnya.

Xi juga menyerukan negara-negara anggota SCO untuk tetap setia pada misi pendirian organisasi itu, serta mendorong pembangunan yang sehat dan berkelanjutan dengan tekad yang lebih besar dan langkah-langkah yang lebih praktis.

Negara-negara anggota SCO harus mencari titik temu sembari mengesampingkan perbedaan, mengejar manfaat bersama dan hasil yang saling menguntungkan, memperjuangkan keterbukaan dan inklusivitas, menjunjung tinggi keadilan dan kesetaraan, serta berupaya untuk mencapai hasil nyata dan efisiensi tinggi, menurut Xi.

"Negara-negara anggota SCO semuanya adalah sahabat dan mitra," ujarnya, seraya menyerukan mereka untuk menghormati perbedaan, menjaga komunikasi strategis, membangun konsensus, serta memperkuat solidaritas dan kolaborasi.

Xi mengatakan negara-negara anggota harus memanfaatkan kekuatan pasar mereka yang sangat besar dan saling melengkapi secara ekonomi, serta meningkatkan fasilitasi perdagangan dan investasi.

Dia berharap kerja sama dapat ditingkatkan di berbagai bidang seperti energi, infrastruktur, industri hijau, ekonomi digital, inovasi ilmu pengetahuan-teknologi (iptek), dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Xi mendesak pemanfaatan Pusat Universal SCO untuk Penanggulangan Ancaman dan Tantangan Keamanan (SCO Universal Center for Countering Security Threats and Challenges) dan Pusat Antinarkoba SCO (SCO Anti-drug Center), serta pendirian bank pembangunan SCO sesegera mungkin guna memberikan landasan yang lebih kuat bagi kerja sama keamanan dan ekonomi antarnegara anggota.

Guna memastikan perkembangan SCO yang lebih baik dengan aksi nyata, Xi mengumumkan bahwa China akan memberikan hibah sebesar 2 miliar yuan (1 yuan = Rp2.308) kepada negara-negara anggota SCO tahun ini, dan memberikan pinjaman tambahan sebesar 10 miliar yuan kepada bank-bank anggota Konsorsium Antarbank SCO (SCO Interbank Consortium) selama tiga tahun ke depan.

Selain itu, China berencana untuk mengimplementasikan 100 proyek mata pencaharian kecil dan indah di negara-negara anggota yang membutuhkan. Dalam lima tahun ke depan, China akan mendirikan 10 Lokakarya Luban di negara-negara tersebut dan menyediakan 10.000 kesempatan pelatihan sumber daya manusia.

Total investasi China di negara-negara anggota SCO lainnya telah melampaui 84 miliar dolar AS, dan perdagangan bilateral tahunannya dengan negara-negara anggota SCO lainnya telah melampaui 500 miliar dolar AS.

"China senantiasa menyelaraskan pembangunannya dengan perkembangan SCO dan dengan aspirasi rakyat negara-negara anggota untuk kehidupan yang lebih baik," ujar Xi.