Liputan6.com, Jakarta - Pernahkah kamu bertanya-tanya, kenapa cowok bisa dengan mudah kencing sambil berdiri, sedangkan cewek harus duduk di toilet? Bagi banyak orang, perbedaan ini terlihat sepele karena sudah menjadi 'kebiasaan' sehingga jarang dipertanyakan.
Ternyata ada penjelasan ilmiah yang cukup menarik, mulai dari faktor anatomi tubuh, kebersihan, hingga budaya dan sejarah panjang toilet di berbagai negara. Dari sisi anatomi, cowok memiliki saluran uretra yang lebih panjang, sehingga memudahkan mereka untuk kencing sambil berdiri.
Sementara itu, cewek punya ukuran uretra yang lebih pendek. Selain itu, anatomi tubuh wanita memang tidak dirancang untuk kencing sambil berdiri.
"Wanita tidak memiliki prostat yang membantu menyangga kandung kemih (seperti) pria saat berdiri. Kurangnya dukungan ini bisa memberikan tekanan ekstra pada area kandung kemih ketika tidak duduk, sehingga kandung kemih lebih sulit dikosongkan sepenuhnya," kata kandidat PhD di Bond University, Charlotte Phelps, dikutip dari Body and Soul.
Apakah Pria Harus Bediri Ketika Kencing?
Pria bediri dan wanita duduk ketika kencing telah menjadi asumsi umum. Padahal, menurut sebuah penelitian terbaru hal ini tidak selalu benar.
Menurut Christian Moro, profesor madya sains dan kedokteran di Universitas Bond, banyak pria di berbagai negara melakukan kencing dengan duduk. “Di jerman, 40 persen pria melaporkan duduk saat buang air kecil setiap kali, begitu pula 25 persen di Australia. Di Amerika Serikat, hanya 10 persen,” katanya.
Kencing sambil berdiri di Jerman dianggap “lebih baik”, bahkan istilah “sitzpinkler” yang berarti “seseorang yang duduk untuk buang air kecil” dianggap sebagai kata hinaan.
Bagi pria, tidak ada alasan khusus posisi mana yang lebih baik untuk buang air kecil, hal tersebut dikembalikan pada preferensi masing-masing. “Terlepas dari posisinya, tampaknya tidak ada perbedaan dalam waktu yang dibutuhkan untuk buang air kecil, laju aliran, dan seberapa lengkap kandung kemih dikosongkan,” jelas Moro.
Bahkan, menurut Moro, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa buang air kecil sambil berdiri dapat membantu mengosongkan kandung kemih sepenuhnya, pada pria dengan hiperplasia prostat jinak.
Hal tersebut bergantung pada seberapa besar pembesaran prostat, dan dampaknya terhadap aliran urin. “(hal ini) bisa berbeda-beda pada setiap orang,” ujar Moro.
Apakah Wanita Harus Duduk Ketika Kencing?
Phelps mengatakan, anatomi tubuh wanita berbeda dengan pria, begitupun dengan yang ada pada area panggul. Karena panggul wanita menampung vagina, rahim, dan struktur reproduksi, sehingga anatomi tubuh wanita tidak dirancang untuk buang air kecil sambil berdiri.
Selain itu, menurut Phelps, karena wanita tidak memiliki prostat yang dapat membantu menyangga kandung kemih, sebagaimana pada pria. Tidak adanya penyangga ini akan memberikan tekanan ekstra pada area kandung kemih jika wanita buang air kecil sambil berdiri, alhasil kandung kemih sulit untuk dikosongkan sepenuhnya.
“Struktur otot dasar panggul juga berbeda pada wanita. Bagi wanita, sangat penting untuk membiarkan otot-otot ini rileks sepenuhnya agar urine dapat mengalir dengan lancar,” kata Phelps.
Jika kandung kemih tidak sepenuhnya kosong, hal ini dapat menyebabkan peningkatan infeksi, baru kandung kemih, dan bahkan berdampak pada kesehatan ginjal dalam jangka panjang,” lanjutnya.
Bahkan, kata Phelps, dengan hanya mengangkat satu kaki saja membuat otot dasar panggul tidak beristirahat dengan baik, sehingga ada kemungkinan kandung kemih tidak sepenuhnya kosong.