
SALAH Satu dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Pangkalpinang, Bangka Belitung, melakukan upaya tambahan untuk mencegah risiko kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG). Upaya ini meliputi penggunaan mesin pengering ompreng bersuhu panas, serta pelaksanaan uji organoleptik dan kimia.
Elly Ratnasari yang merupakan salah satu pemilik pemilik SPPG di wilayah Air Kepala Tujuh, Kecamatan Grunggang Kota Pangkalpinang, menyebut menggunakan tiga unit mesin ompreng.
Ia pun mengungkapkan proses pembersihan ompreng dengan adanya alat baru itu. Pertama, ompreng dicuci seperti biasa menggunakan air bersih mengalir. Setelah itu, ompreng dimasukkan ke dalam mesin pengering dengan suhu panas selama 20 menit.
"Kalau tidak dengan mesin pemanasan ini, bakteri tidak akan hilang, makanya kami gunakan tiga mesin agar ompreng benar-benar bersih dan bebas dari bakteri,"kata Elly, Minggu (5/10).
Uji Organoleptik dan Kimia
Sementara itu, dapur SPPG Taman Sari Polda Babel menggunakan pengujuan makanan dengan metode organoleptik dan kimia. Kasubbid Kedokteran Kepolisian Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Dokpol Biddokkes) Polda Babel, Bima Pakasi, mengatakan bahwa uji kimia dilakukan untuk mengecek kandungan bahan berbahaya seperti nitrit, formalin, sianida, serta arsenik.
Sedangkan uji organoleptik dilakukan dengan menggunakan indera penciuman, perasa, dan penglihatan. "Kami setiap hari sebelum MBG didistribusikan lakukan dua metode pengujian baik secara kimia maupun kasat mata atau organoleptik,"katanya.
Diharapkan, dengan upaya tersebut, makanan yang disediakan oleh dua SPPG di Pangkalpinang ini layak dikonsumsi dan tidak menyebabkan keracunan MBG. (M-1)