Bogota/Istanbul (ANTARA) - Menteri Dalam Negeri, Kehakiman, dan Perdamaian Venezuela Diosdado Cabello, pada Sabtu mengumumkan peluncuran “Operasi Kemerdekaan 200”, latihan militer skala besar yang digelar atas perintah Presiden Nicolas Maduro.
Menurut laporan media nasional, pengumuman itu disampaikan dalam upacara penyerahan kendaraan dan peralatan di negara bagian Monagas. Cabello menyebut lebih dari 1.500 tentara dan warga sipil telah dikerahkan dalam operasi tersebut.
Cabello menjelaskan bahwa latihan itu bertujuan menjaga kedaulatan dan perdamaian nasional dari ancaman yang disebutnya berasal dari “imperialisme dan para kolaborator di dalam negeri.”
Tanpa menyebut nama, ia menuding sejumlah tokoh oposisi mendukung aktivitas militer Amerika Serikat di Karibia dan menyebut mereka sebagai “pengkhianat” serta “putra bangsa yang tidak bermartabat.”
"Kami siap menghadapi berbagai ancaman yang membayangi tanah air kami seperti bayang-bayang imperialisme. Kami selalu berada dalam posisi ofensif, mempersiapkan pertahanan komprehensif dalam strategi perlawanan aktif dan jangka panjang," tegas Cabello.
Media nasional melaporkan latihan tersebut bertujuan memperkuat perlindungan lembaga publik, menjaga ketertiban internal, serta meningkatkan kemampuan sistem pertahanan udara.
Sementara itu, Presiden Maduro mengumumkan pembentukan zona pertahanan baru di negara bagian Anzoategui, Monagas, dan Bolívar yang membentuk “koridor vital” dari Laut Karibia hingga Sungai Orinoco dan perbatasan Brasil.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Penetapan Machado sebagai penerima Nobel Perdamaian picu kontroversi
Baca juga: Venezuela minta sidang darurat PBB soal aktivitas militer AS
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.