Istanbul (ANTARA) - Otoritas Israel pada Sabtu mengatakan telah memindahkan tahanan Palestina ke dua lembaga pemasyarakatan menjelang rencana pembebasan mereka di bawah kesepakatan gencatan senjata Gaza, menurut media setempat.
Media siaran publik Israel KAN melaporkan para tahanan yang akan dibebaskan di Gaza atau dideportasi melalui perbatasan Rafah telah dipindahkan ke Penjara Ketziot fi Negev, Israel selatan.
Sementara mereka yang akan dibebaskan di Tepi Barat dibawa ke Penjara Ofer, bagian barat Ramallah, tambah media itu.
Dinas Penjara Israel mengonfirmasi bahwa mereka telah menyelesaikan pemindahan tahanan Palestina ke fasilitas tempat mereka akan dibebaskan.
Harian Yedioth Ahronoth yang mengutip sumber dari dinas penjara melaporkan bahwa ribuan polisi penjara ikut serta dalam operasi itu, di mana para tahanan diangkut dalam puluhan konvoi di bawah pengamanan ketat.
Pembebasan diperkirakan akan berlangsung pada Senin setelah Hamas membebaskan para tawanan Israel.
Sesuai kesepakatan, 2.000 tahanan Palestina akan dibebaskan termasuk di antaranya 250 orang sedang menjalani hukuman seumur hidup dan 1.700 ditahan di Gaza sejak perang dimulai pada Oktober 2023, yang akan ditukar dengan 48 sandera Israel.
Sementara itu, Kantor Media Tahanan Palestina, yang berafiliasi dengan Hamas, membantah telah mencapai konsensus mengenai daftar tahanan yang termasuk dalam pertukaran tersebut.
Tel Aviv memperkirakan 48 warga Israel ditahan di Gaza, termasuk 20 orang yang masih hidup, sementara lebih dari 11.100 warga Palestina dipenjara di Israel, banyak di antaranya menderita penyiksaan, kelaparan, dan kelalaian medis – kondisi yang telah menyebabkan kematian, menurut laporan media dan hak asasi manusia Palestina dan Israel.
Fase pertama perjanjian gencatan senjata Gaza mulai berlaku pada Jumat siang dengan pasukan Israel menyelesaikan penarikan bertahap ke garis kuning sore itu, yang membuat proses pertukaran memakan waktu 72 jam.
Tahap kedua dari rencana tersebut dilaporkan mencakup rencana untuk membentuk mekanisme pemerintahan baru di Gaza tanpa Hamas, membentuk pasukan keamanan gabungan yang terdiri atas warga Palestina serta pasukan dari negara-negara Arab dan Islam, serta melucuti senjata Hamas.
Sejak Oktober 2023, serangan Israel telah menewaskan hampir 67.700 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan membuat wilayah kantong itu sebagian besar tidak dapat dihuni.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Ribuan warga Palestina kembali ke utara usai penarikan pasukan Israel
Baca juga: Hamas: Pertukaran tahanan dengan Israel kemungkinan mulai Senin
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.