TENTARA Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM menyatakan bertanggung jawab terhadap pembakaran bangunan sekolah, rumah ibadah, hingga pusat kesehatan masyarakat di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Juru bicara markas pusat TPNPB, Sebby Sambom, mengatakan pembakaran bangunan tersebut dilakukan pada Sabtu pagi, 27 September 2025. Alasannya, bangunan itu tidak difungsikan dengan semestinya. "Bangunan itu dibangun untuk jadi pos militer," katanya melalui keterangan tertulis yang diterima Tempo hari ini.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Sebby juga mengimbau masyarakat Kiwirok yang mengungsi tidak mendatangi kantor komando rayon militer atau kepolisian sektor. Sebab, dia menuding Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian RI bisa melakukan kekerasan terhadap masyarakat atas tuduhan terafiliasi dengan TPNPB. "Silakan mengungsi ke hutan karena kami akan kepung kantor militer dan kepolisian," ujarnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Pusat Penerangan Markas besar TNI Mayor Jenderal Freddy Ardianzah membantah tudingan TPNPB ihwal alih fungsi bangunan sekolah hingga puskesmas di Kiwirok sebagai pos militer. "Klaim tersebut tidak benar," ucapnya.
Freddy melanjutkan, situasi di Kiwirok saat ini berstatus rawan, tapi tetap dalam kendali. Ia meminta masyarakat yang mengungsi tidak khawatir dan selalu mengikuti instruksi aparat yang berjaga. "Keselamatan masyarakat adalah komitmen kami," tuturnya.
Sebelumnya, kontak senjata di Kiwirok meletus sejak Kamis hingga Sabtu dini hari, 25-27 September 2025. Sebby Sambom mengklaim lima prajurit TNI tewas dalam kontak senjata itu.
Namun Markas Besar TNI membantah klaim tersebut. Freddy menyatakan korban dari unsur militer imbas kontak senjata di Kiwirok berjumlah tiga prajurit. "Satu gugur, satu kena tembak di pinggang dan sudah dilakukan operasi pengangkatan proyektil, serta satu luka ringan terkena rekoset di bagian pipi," katanya melalui pesan WhatsApp pada Sabtu, 27 September 2025.