Liputan6.com, Jakarta - Hitmaker Studios kembali dengan film terbaru Getih Ireng yang diangkat dari cerita thread terseram karya JeroPoint. Cerita ini dikemas menjadi film yang akan membuat para penonton tegang sekaligus emosional.
Disutradarai Tommy Dewo dan diproduseri Rocky Soraya, Getih Ireng menceritakan pasutri bernama Pram dan Rina yang baru nikah lalu menantikan kehadiran buah hati.
Getih Ireng dibintangi Titi Kamal, Darius Sinathrya, hingga Sara Wijayanto. Film ini menandai reuni Titi Kamal dan Darius Sinathrya setelah 20 tahun pisah. Pada 2005, keduanya pernah membintangi sinetron Hantu Jatuh Cinta.
Titi Kamal senang akhirnya bisa adu akting lagi dengan Darius Sinathrya. “Aku senang banget bisa bekerja sama dengan Darius. Dia sangat open untuk kita diskusi supaya menemukan chemistry yang tepat sebagai pasangan suami istri,” kata Titi Kamal.
Diakui sang produser, Manoj Punjabi, KKN di Desa Penari ini merupakan salah satu film horor yang memiliki budget cukup tinggi. Bahkan mengalahkan film drama yang pernah dibuatnya.
Bertemu Kembali Setelah 20 Tahun
Dalam konferensi pers yang digelar di Senayan City Jakarta, pekan ini, Darius Sinathrya pun berbagi kesan soal kerja sama dengan pemeran Maura dalam film legendaris Ada Apa Dengan Cinta?.
“Dan setelah (Hantu Jatuh Cinta) itu enggak pernah satu proyek bareng. Ternyata syuting bareng Titi, kerja bareng Titi, semenyenangkan itu. Bisa dilihat, dia selalu membawa suasana menjadi ceria,” Darius Sinathrya membeberkan.
Karakter yang Cocok dengan Pemain
Dalam kesempatan itu, Rocky Soraya menjelaskan alasan menyatukan Titi Kamal dan Darius Sinathrya dalam film Getih Ireng. Nama Titi Kamal dan Darius Sinathrya sudah muncul dalam pikiran saat kali pertama ia membaca naskah Getih Ireng.
“Jadi memang dari awal pilihannya ini tiga. Oke. Titi, Darius, dan Sara,” ujar Rocky Soraya. “Karena menurut saya, cocok banget dengan karakternya. Dan juga men-challenge mereka untuk akting yang bikin mereka luka-luka di set,” lanjutnya.
Kerjasama Pertama
Getih Ireng langkah awal kerja antara JeroPoint dan Hitmaker Studios. Lebih dari sekadar horor, JeroPoint mengungkap, cerita ini memiliki makna lebih dalam. “Getih Ireng bukan sekadar film horor, tapi ini tentang bagaimana sebuah keluarga saling menjaga keutuhannya,” beri tahu JeroPoint.
Film Getih Ireng mengeksplorasi sisi kejam seorang wanita dengan motif serta tujuan yang jelas. “Kalau dendam dan obsesi, perempuan tuh bisa lebih kejam serta menakutkan dari apapun. Jadi jangan menyakiti perempuan,” ucapnya.