RAHMAD Maulana,15, salah satu santri korban ambruknya musala Ponpes Al Khoziny masih menjalani perawatan di rumahnya di kawasan Desa Damarsi, Buduran, Sidoarjo, JawaTimur.
Ia hanya tergolek lemah di atas kasur lantai yang tipis, di dalam rumah yang kondisinya memprihatinkan. Ia hanya bisa tergolek atau tidur miring ke kiri, karena kepala bagian kanan mengalami luka akibat terkena reruntuhan material bangunan.
Saat didatangi Kapolresta Sidoarjo Kombes Christian Tobing, Maulana masih lemah. Dia hanya merespons sebentar saat diajak bicara dan kemudian tidur lagi.
"Kami datang memberikan semangat, doa, dan juga santunan. Kondisi korban saat ini sudah membaik dan dalam tahap pemulihan. Kami juga fasilitasi kebutuhan yang diperlukan," kata Tobing.
Kapolresta menegaskan bahwa kunjungan tersebut merupakan bentuk empati dan perhatian dari kepolisian terhadap korban dan keluarga, sekaligus memastikan proses pemulihan berjalan baik.
Sebelumnya, Rahmad Maulana berhasil dievakuasi tim SAR gabungan pada hari kedua, pascaambruknya musala Ponpes Al Khoziny, Senin (29/9) lalu.
Setelah beberapa hari menjalani perawatan di Rumah Sakit Delta Surya, Rahmad diperbolehkan pulang. Meskipun diperbolehkan pulang, ia tetap menjalani rawat jalan. Selain itu, juga ada dokter yang memantau kondisi kesehatan Rahmad di rumah.
Ia adalah anak yatim, karena bapaknya sudah meninggal dunia. Ibunya mengontrak di sebuah perumahan tidak jauh dari rumah pamannya.
"Kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang memperhatikan memberikan bantuan, kami tidak akan menuntut atas kejadian ini," kata Ubaidillah, 60, paman Rahmad.
Selain mengunjungi Rahmad, Kapolresta juga membesuk korban yang masih dirawat di RSUD Notopuro Sidoarjo. Masih ada empat santri yang dirawat di rumah sakit tersebut, namun dua di antaranya bisa pulang dalam waktu dekat. (HS/E-4)