Warga Israel menggelar aksi protes menuntut diakhirinya perang di Jalur Gaza dan menentang pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Tel Aviv, Israel, Sabtu (23/8/2025). Para peserta aksi menumpahkan kekesalannya atas kebijakan perang di Gaza yang telah berlangsung lama dan menimbulkan penderitaan bagi semua pihak.
REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH — Para demonstran mencemooh dan meneriakkan yel-yel yang ditujukan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ketika Utusan Khusus Amerika Serikat (AS) untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, naik panggung di Lapangan Tahanan di pusat kota Tel Aviv pada Sabtu (11/10/2025) malam.
Ribuan orang berkumpul untuk merayakan perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas, yang kini memasuki hari kedua. Meskipun mengalami gangguan, Witkoff menggambarkan gencatan senjata yang baru dicapai sebagai "sesuatu yang dianggap mustahil oleh banyak orang."
Witkoff pun memberi apresiasi mendalam atas upaya mediasi Qatar, Mesir, dan Turki. "Kepada para sandera, kalian pulang," ujarnya, disambut tepuk tangan meriah dan sorak sorai dari sebagian kerumunan. Berbicara kepada keluarga mereka, ia menambahkan, "Keberanian kalian telah mencengangkan dunia."
"Malam ini kita merayakan momen yang dianggap mustahil oleh banyak orang," lanjut Witkoff. "Malam ini kita merayakan perdamaian yang lahir bukan dari politik, tetapi dari keberanian," tambah dia seperti dikutip dari laman Palestine Chronicle.
Witkoff kemudian berterima kasih kepada negara-negara yang memainkan peran kunci untuk menengahi kesepakatan tersebut. "Kami berterima kasih kepada para pemimpin Turki, Qatar, dan Mesir atas upaya mereka untuk mencapai momen ini."
Ia memuji Presiden AS Donald Trump atas apa yang ia gambarkan sebagai bukti perdamaian di Timur Tengah bukanlah hal yang mustahil. Pernyataan tersebut merujuk pada perjanjian yang ditengahi AS antara Israel dan Hamas, yang dicapai dengan mediasi Qatar dan Mesir.
Calon Utusan AS di Timur Tengah, Steven Witkoff