INFO NASIONAL - Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengajak ulama dan pengasuh pesantren untuk ikut membantu mengawasi Sekolah Rakyat. Pernyataan ini diuraikan saat meninjau Sekolah Rakyat Terpadu (SRT) 51 Bangkalan, Jawa Timur, pada Sabtu, 27 September 2025.
"Guru agamanya sudah, yang ditugaskan sudah ada, itu dari Kementerian Agama, tapi di samping itu saya juga nanti akan minta bantuan ulama-ulama dan pengasuh pesantren yang bisa juga bersama-sama membackup," kata menteri yang acap disapa Gus Ipul.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Gus Ipul menyampaikan akan ada dinamika pada awal pelaksanaan Sekolah Rakyat, siswa memerlukan waktu untuk adaptasi dengan lingkungan asrama Sekolah Rakyat. "Itu biasa, nanti akan dicoba guru-gurunya sudah telatih, bagaimana supaya mereka lebih nyaman seiring dengan waktu, jadi di awal-awal ini tantangannya banyak," ucapnya.
Selain meninjau sarana prasarana Sekolah, Gus Ipul juga berdialog dengan orangtua dan siswa Sekolah Rakyat. Kesempatan itu digunakan untuk memaparkan tiga kunci untuk memahami Sekolah Rakyat.
Kunci pertama yaitu memuliakan wong cilik. Sekolah Rakyat memberikan kesempatan kepada keluarga-keluarga yang belum beruntung, untuk bisa menyekolahkan anaknya agar bisa menjadi agen perubahan dan mendorong, mengangkat, menarik keluarganya lebih baik di masa yang akan datang.
"Seperti yang disampaikan oleh Bapak Presiden, kalau bapaknya pemulung, anaknya tidak harus jadi pemulung, kalau Bapaknya mungkin masih susah, anaknya mudah-mudahan nanti lebih hebat," tuturnya.
Kunci kedua adalah menjangkau yang tidak terjangkau. Sekolah Rakyat hadir menjangkau anak-anak yang selama ini belum terbawa dalam proses pembangunan. "Ada 4 juta lebih anak usia sekolah yang tidak sekolah, belum sekolah, putus sekolah dan bahkan mungkin berpotensi putus sekolah, banyak sekali di sekitar kita ini, jadi kelihatannya enggak ada apa-apa tapi di tengah-tengah kita ada keluarga yang kesulitan untuk bisa menyekolahkan anaknya," urainya.
Kunci terakhir yaitu memungkinkan yang tidak mungkin, menciptakan generasi tangguh di masa depan. "Menghadirkan pemimpin-pemimpin baru, pemungkin-pemungkin baru, agar mereka punya kesempatan yang lebih luas, untuk memperoleh masa depan yang lebih baik," kata Gus Ipul.
Ia juga menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat merupakan miniatur pengentasan kemiskinan. "Anaknya sekolah, orang tuanya diberdayakan, orang tuanya akan jadi anggota koperasi desa merah putih, setelah itu dapat bansos lengkap, orang tuanya juga rumahnya akan dibantu dalam program sasaran 3 juta rumah prioritas Presiden Prabowo," jelasnya.
Selain itu, anak dan keluarganya juga akan menjadi Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Nasional (PBI-JKN). "Seluruh keluarganya, orang tuanya, adik-adiknya atau kakaknya akan menjadi peserta BPJS Kesehatan yang iurannya dibayar oleh pemerintah penuh atau PBI," kata dia.
SRT 51 Bangkalan akan diresmikan pada 30 September mendatang. Persiapan yang telah dilakukan antara lain membangun sarana prasarana hingga rekrutmen guru. SRT 51 Bangkalan masuk pada 65 titik Sekolah Rakyat Rintisan tahap 1C, menyusul 100 Sekolah Rakyat yang sebelumnya telah dibuka mulai Juni dan Agustus. Saat ini, SRT 51 Bangkalan mengampu 73 siswa terdiri dari jenjang SD dan SMP. Proses belajar mengajar didukung oleh 13 orang guru. Adapun total 165 Sekolah Rakyat sudah dan akan beroperasi di berbagai titik di seluruh Indonesia pada tahun ini.
Bupati Bangkalan Lukman Hakim menyampaikan Sekolah Rakyat permanen di Bangkalan akan dibangun di wilayah yang menjadi kantong kemiskinan ekstrem. "Rencana untuk lahan yang akan digunakan untuk pembangunan Sekolah Rakyat (permanen), kami tempatkan di tempat-tempat, Kecamatan atau wilayah yang memang di situ ada masyarakat miskin ekstremnya," kata Lukman.
Dalam rangka pengentasan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem, Lukman menyampaikan Kabupaten Bangkalan membutuhkan Sekolah Rakyat. "Jadi ini selaras dengan tujuan dan prioritas dari Bapak Presiden untuk mengentaskan kemiskinan," ujarnya.
Salah seorang orangtua siswa yang hadir pada acara ini, Halili dari Kecamatan Secah, mengaku bersyukur karena kedua anaknya, Izatul Muflihah dan Indana Zulfa, berkesempatan masuk Sekolah Rakyat. "Biar jadi anak yang sukses dan pinter," katanya. (*)