Liputan6.com, Jakarta- Turki bin Abdul Mohsen bin Abdul Latif Al-Sheikh, seorang figur publik terkemuka dari Arab Saudi, baru-baru ini menjadi sorotan dunia setelah melontarkan pernyataan kontroversial mengenai masa depan klub sepak bola raksasa Inggris, Manchester United.
Kicauannya di media sosial memicu gelombang spekulasi dan harapan di kalangan penggemar Setan Merah yang mendambakan perubahan kepemilikan. Siapa sebenarnya sosok berpengaruh ini dan apa perannya di balik rumor penjualan klub yang menghebohkan tersebut?
Pada tanggal 8 Oktober 2025, melalui platform X (sebelumnya Twitter), Turki Al-Sheikh mengklaim bahwa Manchester United berada dalam "tahap lanjutan untuk menyelesaikan kesepakatan penjualan kepada investor baru." Pernyataan ini sontak menyulut perhatian global, mengingat posisi Manchester United sebagai salah satu klub terbesar di dunia. Ia bahkan menyiratkan harapannya agar pemilik baru akan lebih baik dari pemilik sebelumnya, keluarga Glazer.
Namun, kehebohan tersebut tidak berlangsung lama tanpa klarifikasi. Sehari setelah unggahan awalnya, Turki Al-Sheikh menegaskan bahwa ia bukanlah investor yang dimaksud, dan investor tersebut juga bukan berasal dari negaranya. Ia menyatakan diri hanya sebagai seorang penggemar yang berharap kesepakatan itu benar-benar terjadi, meskipun ia juga mengakui bahwa hal tersebut belum tentu akan terwujud.
Profil Singkat Turki Alalshikh
Turki bin Abdul Mohsen bin Abdul Latif Al-Sheikh, lahir di Riyadh, Arab Saudi, pada 4 Agustus 1981, berasal dari keluarga Al-Sheikh yang sangat dihormati di kerajaan. Ibunya adalah seorang kepala sekolah, sementara ayahnya menjabat sebagai pegawai negeri di Kementerian Pemuda. Latar belakang keluarga ini memberinya posisi yang istimewa dalam struktur sosial Arab Saudi.
Ia menempuh pendidikan di King Fahd Security College dan lulus pada tahun 2001 dengan gelar sarjana ilmu keamanan. Setelah kelulusannya, Turki Al-Sheikh memulai kariernya di Kementerian Dalam Negeri, sebuah langkah awal yang membawanya ke lingkaran kekuasaan. Kedekatannya dengan Mohammed bin Salman, yang saat itu adalah gubernur Riyadh, terjalin melalui minat yang sama pada permainan video seperti League of Legends dan Assassin's Creed.
Kariernya terus menanjak, di mana ia diangkat sebagai Penasihat di Pengadilan Kerajaan pada tahun 2015 dan kemudian dipromosikan menjadi penasihat kerajaan dengan pangkat menteri pada tahun 2017. Ia sering disapa dengan gelar "Yang Mulia" (His Excellency), sebuah gelar yang menunjukkan status dan pengaruhnya yang setara dengan anggota keluarga kerajaan Saudi yang diperluas.
Di Balik Rumor Penjualan Manchester United
Pernyataan Turki Al-Sheikh pada 8 Oktober 2025 tentang Manchester United memicu gelombang spekulasi yang belum pernah terjadi sebelumnya di dunia sepak bola. Unggahannya di platform X secara eksplisit menyebutkan bahwa klub tersebut "berada dalam tahap lanjutan untuk menyelesaikan kesepakatan penjualan kepada investor baru," sebuah kabar yang langsung disambut antusias oleh jutaan penggemar. Harapan akan perubahan kepemilikan klub yang telah lama dinantikan kembali membara.
Namun, untuk meredakan gejolak yang ditimbulkannya, Turki Al-Sheikh segera memberikan klarifikasi penting sehari setelah unggahan awalnya. Ia menegaskan bahwa dirinya bukanlah investor yang dimaksud dan pihak pembeli juga bukan berasal dari Arab Saudi. Ia menjelaskan bahwa unggahan tersebut murni ekspresi seorang penggemar yang sangat berharap kesepakatan penjualan Manchester United dapat terwujud.
Meskipun klarifikasi telah diberikan, rumor mengenai penjualan Manchester United tetap beredar luas. Beberapa laporan bahkan mengindikasikan bahwa kelompok investor yang dimaksud mungkin berasal dari Uni Emirat Arab. Keluarga Glazer, pemilik mayoritas klub, dilaporkan akan mempertimbangkan tawaran yang melebihi £5 miliar untuk saham mereka, meskipun valuasi pasar klub saat ini diperkirakan sekitar £2 miliar.
Jejak Pengaruh Turki Alalshikh di Berbagai Sektor
Di luar dunia sepak bola, Turki Al-Sheikh dikenal luas atas perannya sebagai Ketua Otoritas Hiburan Umum (GEA) sejak Desember 2018. Di bawah kepemimpinannya, GEA telah merevolusi industri hiburan Arab Saudi, menjadikannya tujuan utama untuk acara dan festival kelas dunia. Inisiatif besar seperti Riyadh Season dan Jeddah Season telah menarik jutaan pengunjung, sejalan dengan visi ambisius Saudi 2030.
Keterlibatannya dalam olahraga juga sangat signifikan. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Otoritas Olahraga Umum dari 2017 hingga 2018. Selain itu, ia memiliki rekam jejak sebagai pemilik klub sepak bola, termasuk Pyramids FC di Mesir (2018-2019) dan UD Almería di Spanyol (2019-2025). Saat ini, ia juga memimpin Federasi Olahraga Solidaritas Islam (ISSF), menunjukkan pengaruhnya di kancah olahraga internasional.
Alalshikh juga merupakan figur sentral dalam tinju profesional, berhasil membawa pertarungan-pertarungan besar ke Arab Saudi melalui Riyadh Season. Pengaruhnya semakin menguat dengan akuisisi majalah tinju The Ring pada November 2024 dan pengakuan sebagai "Man of the Year" oleh World Boxing Council (WBC) pada Desember 2024. Pada September 2024, ESPN bahkan memasukkannya dalam daftar tokoh paling berpengaruh di MMA dan gulat profesional.
Tidak hanya itu, Turki Al-Sheikh juga memiliki kontribusi besar dalam industri film Arab Saudi. Selama masa jabatannya di GEA, larangan bioskop yang telah berlangsung selama 35 tahun dicabut. Ia menulis naskah film horor internasional berbahasa Arab pertama, "The Cello," dan pada Februari 2024, meluncurkan dana investasi untuk memajukan konten sinema Arab.
Pengakuan dan Kekayaan Turki Alalshikh
Atas berbagai kontribusinya, Turki Al-Sheikh telah menerima berbagai penghargaan bergengsi. Pada November 2024, ia dianugerahi gelar "Most Influential Personality of the Decade" dalam ajang MENA Effie Awards 2024, sebuah pengakuan atas dampak luas yang telah ia berikan.
Dengan kekayaan bersih yang diperkirakan mencapai $2,8 miliar, Alalshikh dikenal memiliki kepribadian publik yang dinamis dan sangat aktif di media sosial. Kehadirannya yang kuat di berbagai platform digital menjadikannya salah satu figur yang paling mudah diakses dan berpengaruh di Arab Saudi.