Jakarta (ANTARA) - Peserta unjuk rasa untuk membela Palestina bertajuk "Indonesia Tolak Genosida" meminta Pemerintah Indonesia untuk mengawal gencatan senjata antara Palestina dengan Israel.
"Kami meminta Presiden Prabowo ikut mengawal gencatan senjata ini sampai tuntas," kata orator aksi tersebut, Husein Gaza di Patung Kuda, Monas, Jakarta, Ahad.
Ia mengapresiasi upaya yang dilakukan Presiden Prabowo untuk mengakhiri genosida di Palestina. Namun ini belum tuntas karena harus dikawal hingga Palestina benar-benar merdeka.
"'Free Palestine', Allahu Akbar," kata dia.
Husein juga menceritakan aksi "Global Sumud Flotila" yang dilakukan 47 negara berlayar membawa misi kemanusiaan lintas bangsa dan berlayar di lautan Mediterania menuju Gaza.
"Kami ingin tidak ada lagi genosida di Palestina," kata dia.
Baca juga: Ribuan warga ikuti aksi damai bela Palestina di kawasan Patung Kuda
Baca juga: Takbir hingga seruan "free Palestine" menggema di kawasan Patung Kuda

Ia mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bersama-sama mengawal aksi gencatan senjata ini agar Israel tidak melakukan pelanggaran atas kesepakatan damai tersebut.
"Mari buka hati kita bersama dan kawal gencatan senjata ini," kata dia.
Ribuan warga mengikuti aksi membela Palestina bertajuk "Indonesia Melawan Genosida" yang digelar di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, pada Ahad.
Ribuan warga tersebut umumnya mengenakan pakaian putih dan membawa ornamen Palestina baik mengenakan syal, topi, selendang, bendera hingga spanduk berisikan dukungan kepada Palestina.
Seluruh warga tersebut memenuhi kawasan Patung Kuda hingga ke depan gerbang Monas, selain itu mereka juga memenuhi menuju Jalan MH Thamrin.
Ratusan Bendera Palestina dan Bendera Merah Putih berkibar di kawasan tersebut baik berukuran kecil hingga besar.
Baca juga: Massa akan gelar aksi akbar "Indonesia Lawan Genosida" di Patung Kuda
Baca juga: Israel setujui kesepakatan gencatan senjata di Gaza
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.