Jakarta (ANTARA) - Salah satu alasan ASEAN tetap bisa bertahan di tengah pesimisme terhadap organisasi regional itu adalah karena ASEAN terus berubah dan memperbarui diri, kata Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa.
Dia menyebutkan sepanjang ASEAN berdiri, sudah banyak analis dan bahkan pihak internal sendiri yang pesimistis dan mempertanyakan nasib ASEAN di masa depan.
"Saya cukup berumur untuk mengingat bahwa obituari ASEAN sudah ditulis berkali-kali... tapi berkali-kali pula ASEAN membuktikan bahwa pihak yang meragukannya salah," kata Marty dalam "ASEAN for the People’s Conference" yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta, Sabtu (4/10).
Marty mengakui bahwa pesimisme terhadap ASEAN muncul karena begitu banyak tantangan yang dihadapi organisasi itu, mulai dari gesekan di antara negara-negara anggota, isu Laut China Selatan, hingga dampak dinamika geopolitik global.
Namun, berkaca dari sejarah, tantangan semacam itu pada akhirnya adalah yang dapat menguatkan institusi ASEAN, kata Marty.
"Krisis finansial ASEAN dan guncangan politik di sejumlah negara ASEAN pada 1998, misalnya, adalah yang mendorong transformasi ASEAN," katanya.
Untuk memulai transformasi tersebut, dia berpendapat bahwa ASEAN tak bisa lagi bekerja seperti biasa. ASEAN harus segera mengidentifikasi kekurangan dan menentukan solusi paling tepat supaya organisasi itu bisa bertahan.
Dia juga menyebut institusi ASEAN semakin berorientasi pada masyarakat, dan seberapa besar dampak kebijakan ASEAN bagi masyarakat akan menjadi penentu bagi keberlanjutan ASEAN.
"Sejauh mana pula modalitas ASEAN membuka peluang bagi generasi muda dan masyarakat ASEAN berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan," kata dia, menambahkan.
Marty mengungkapkan keyakinannya bahwa ASEAN akan mampu terus bertransformasi agar tetap bertahan dan relevan dengan dinamika zaman.
Dia juga mengingatkan bahwa konsep sentralitas ASEAN, meski kerap dilihat hanya dari konteks geopolitik, pada akhirnya berkaitan dengan relevansi ASEAN terhadap kehidupan masyarakat di negara-negara anggotanya.
Baca juga: Marty: Sentralitas ASEAN terkait dengan relevansinya bagi masyarakat
Baca juga: FPCI: ASEAN butuh persatuan akar rumput untuk perkuat kawasan
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.