INFO NASIONAL – Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memutuskan memilih kembali Muhamad Mardiono sebagai Ketua Umum secara aklamasi di Kawasan Ancol, Jakarta, Sabtu, 27 September 2025 malam. Keputusan ini disahkan oleh pimpinan sidang yang juga Wakil Ketua Umum PPP Amir Uskara, dengan dukungan mayoritas muktamirin sebagai pemilik hak suara gelaran Muktamar.
Direktur Eksekutif Ethical Politics, Hasyibulloh Mulyawan, mengatakan momentum Muktamar X harus benar-benar menjadi titik balik Partai Persatuan Pembangunan untuk mulai bertransformasi, "Dengan terpilihnya Mardiono sebagai Ketua Umum PPP secara aklamasi, tentu ini jadi momentum yang baik untuk PPP segera bertransformasi untuk kembali ke Parlemen pada Pileg 2029," kata Hasyibulloh.
Menurut dia, salah satu wujud transformasi dengan penyusunan kepengurusan yang berintegritas, amanah, dan fokus pada upaya pembenahan internal Partai serta taktis dan strategis menyusun rencana kerja menuju Pileg 2029.
Sebelumnya, terpilihnya Mardiono secara aklamasi sempat menghadapi penolakan dari kubu lawan. Pengamat politik sekaligus Peneliti Citra Institut Efriza menilai perbedaan pendapat atas hasil aklamasi dan mana kepemimpinan yang sah bisa dilihat dari SK Kementerian Hukum ke depannya. "Sebagai proses politik wajar jika ada perbedaan pendapat dan dinamika internal soal kepemimpinan yang sah, tinggal nanti dilihat SK Kementerian Hukum ke depan" kata Efriza.
Menurut dia, hal yang justru tidak boleh terlewat adalah upaya untuk menyiapkan transformasi, bukan hanya untuk meraup elektoral di 2029 tapi juga mengembangkan pasar pemilih di kalangan gen Z dan pemilih pemula.
Pengamat Politik dari Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno sebelumnya mengatakan, secara prinsip, menjelang suksesi kepemimpinan, dimanapun pasti ada gonjang-ganjing, ada pro dan kontra. Tetapi paling prinsip adalah di uji materi. “Ketika Muktamar, kemana suara para Muktamirin itu akan menentukan pilihan politiknya,” ujar Adi. Dia pun meminta agar para Muktamirin menghormati Ketua Umum terpilih sebagai sebuah keputusan politik yang diterima dengan baik.
Sedari awal, Adi sudah melihat potensi Mardiono menjadi Ketua Umum PPP. “Maka tugas Mardiono adalah memastikan bahwa caleg-caleg yang sebelumnya mengajukan diri dan lolos di 2024 itu dicalonkan kembali. Karena itu adalah sumber utama kekuatan,” kata dia.
Menurut dia, jika pada 2024 itu banyak caleg PPP yang lolos dan terpilih kemudian dicalonkan kembali pada 2029 maka bukan tidak mungkin kekuatan politik PPP akan terus seperti yang sebelumnya. “Sebisa mungkin nambah juga caleg-caleg yang bisa menambahkan dukungan politik dari kalangan remaja, pemuda, anak-anak muda milenial, gen Z, gen Y, dsb. Sebagai bagian untuk menambah dukungan politik.”
PPP, kata Adi, pekerjaan rumah (PR) terbesarnya adalah mengonsolidasikan caleg-caleg yang beberapa waktu lalu pada 2024 maju. “Pertahankan dulu caleg-calegnya yang di 2024. Kuncinya mengonsolidasi kekuatan politik yang ada, sering-sering kumpul, sering-sering konsolidasi, sering-sering kerja ke bawah, bikin pemetaan secara terukur.”
Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan digelar di ancol Jakarta mengusung tema "Transformasi PPP untuk Indonesia", forum permusyawaratan tertinggi di Partai berlambang Ka'bah ini dihadiri perwakilan DPW dan DPC seluruh Indonesia. (*)