KEMENTERIAN Pertahanan akan menyerahkan 4,8 juta butir vitamin untuk dapur makan bergizi gratis (MBG) atau satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) di Jakarta. Wakil Menteri Pertahanan Marsekal Madya TNI Purnawirawan Donny Ermawan menyatakan ada sekitar 100 SPPG yang akan menerima vitamin ini.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
“Nanti akan ke luar (daerah) juga ya, tapi sementara baru di 100 itu,” kata Donny usai serah terima obat-obatan produksi pabrik obat pertahanan negara di Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, pada Rabu, 1 Oktober 2025.
Kemenhan menyerahkan 17,4 juta obat kepada Menteri Koperasi Ferry Juliantono. Nantinya obat-obatan ini akan didistribusikan kepada Koperasi Desa dan Kelurahan Merah Putih di seluruh pelosok tanah air.
Penyerahan obat-obatan ini merupakan tindak lanjut produksi obat-obatan oleh TNI yang sudah mulai berjalan. Program pemerintah itu dirilis pada Juli 2025. Donny mengatakan sudah menyerahkan sekitar 15 ribu obat di Desa Bentangan, Klaten, Jawa Tengah, pada Juli.
Saat ini Lembaga Farmasi (Lafi) dari ketiga matra TNI (TNI AD, TNI AL, dan TNI AU) memproduksi tiga macam jenis obat. TNI AD memproduksi Fimol, obat parasetamol. Dari Angkatan Laut memproduksi ponstal, obat untuk pereda rasa nyeri. Kemudian dari TNI AU adalah Cefalaf, obat antibiotik.
“Nanti kami akan memfokuskan untuk memproduksi obat-obat yang penyakitnya banyak diderita oleh masyarakat Indonesia seperti diabetes, jantung, dan tekanan darah tinggi. Jadi kami juga akan melaksanakan riset juga untuk memproduksi obat-obat tersebut,” katanya.
MBG tengah disorot karena kasus keracunan di sejumlah daerah. Sejak Januari hingga 22 September 2025, MBG telah menyasar 22,9 juta penerima dengan total dapur sebanyak 8.450. Namun proyek ini menjadi sorotan karena meningkatnya jumlah keracunan makanan dari program andalan Presiden Prabowo Subianto itu.
Selama sembilan bulan berjalan itu, Badan Gizi Nasional mencatat sebanyak 5.914 penerima manfaat mengalami keracunan. Namun Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia menemukan angka keracunan yang lebih besar, yakni lebih dari 8000 orang.