Liputan6.com, Jakarta Legenda Italia, Alessandro Nesta, mengungkap bahwa kepindahannya ke AC Milan pada tahun 2002 sejatinya tidak pernah menjadi bagian dari rencananya. Bek tangguh yang besar di Lazio itu mengaku awalnya hampir bergabung dengan Inter Milan, sebelum situasi tak terduga membuat dirinya berlabuh ke sisi merah kota Milan.
Dalam wawancara dengan BSMT, Nesta mengenang momen dramatis di akhir bursa transfer musim panas 2002. “Beberapa bulan sebelumnya, ada kemungkinan saya bergabung ke Juventus, tapi saya tidak ingin pergi ke sana."
"Setelah itu, rencana ke Juventus gagal, dan saya seharusnya bergabung ke Inter. Namun setelah 5 Mei, Inter menghilang, mungkin mereka membuat pilihan lain. Lalu, di hari terakhir bursa, Milan datang,” ujarnya.
Kala itu, transfernya menjadi kejutan besar di Serie A. Lazio terpaksa melepas sang kapten setelah delapan bulan tanpa gaji akibat krisis finansial. Milan datang sebagai penyelamat di detik akhir, dan keputusan itu kemudian mengubah arah karier Nesta secara total.
Nyaris ke Inter, Tapi Takdir Berpihak ke Milan
Nesta mengaku bahwa dirinya awalnya enggan menerima tawaran dari AC Milan karena percaya Inter akan menjadi juara di musim berikutnya. Namun takdir berkata lain.
“Saya tidak ingin pergi karena saya yakin Inter akan menang tahun berikutnya. Tapi ternyata saya pergi ke Milan, dan kami memenangkan Liga Champions di tahun pertama. Itu berjalan baik untuk saya,” kenangnya.
Sebelum akhirnya mengenakan seragam Rossoneri, Nesta juga sempat menjadi incaran Real Madrid. Klub raksasa Spanyol itu mencoba mendekatinya setelah sebuah laga persahabatan melawan Lazio.
“Tahun sebelum saya bergabung ke Milan, Real Madrid menelepon saya setelah pertandingan persahabatan. Salah satu pemain mereka bilang saya harus datang ke sana. Saya bilang saya bermain untuk Lazio, dan dia menganggap saya bodoh,” ucap Nesta sambil tertawa.
Namun situasi finansial Lazio membuatnya tak punya banyak pilihan. Dengan kondisi klub yang tidak membayar gaji selama berbulan-bulan, kepindahan ke Milan menjadi solusi terbaik bagi semua pihak.
Dari Keputusan Terpaksa ke Kejayaan Abadi
Keputusan yang awalnya diambil karena keterpaksaan justru menjadi langkah paling bersejarah dalam karier Nesta. Di musim debutnya bersama Milan, ia langsung meraih trofi Liga Champions setelah mengalahkan Juventus di final, sekaligus menjuarai Coppa Italia di musim yang sama.
Selama satu dekade membela Rossoneri, Nesta tampil lebih dari 300 kali dan menjadi pilar utama di lini belakang. Bersama Paolo Maldini dan Cafu, ia membentuk salah satu pertahanan paling tangguh di Eropa pada era 2000-an.
Meskipun awalnya enggan, Alessandro Nesta kini dikenang sebagai salah satu legenda terbesar AC Milan. Sebuah kisah yang dimulai dari kebetulan, tapi berakhir dengan kejayaan.