BADAN Gizi Nasional akan memberikan insentif kepada guru yang membantu mendistribusikan program makan bergizi gratis (MBG). Kebijakan ini tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor 5 Tahun 2025 yang diterbitkan pada Senin, 28 September 2025.
Wakil Kepala BGN Nanik S Deyang mengatakan pemerintah ingin mengapresiasi guru. Menurut Nanik, selama ini guru telah memiliki peran strategis dalam mendukung keberhasilan program yang ditujukan untuk anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita itu.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
"Sebagai bentuk apresiasi atas tambahan tugas dan tanggung jawab tersebut, kepada guru penanggung jawab program MBG di sekolah diberikan insentif," kata Nanik dalam keterangan resmi pada Senin, 29 September 2025.
Dana insentif tersebut bersumber dari biaya operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sekolah sasaran. Insentif yang akan diberikan ditetapkan sebesar Rp 100 ribu per hari dan akan dicairkan setiap 10 hari sekali.
Mekanismenya, setiap sekolah penerima MBG wajib menunjuk 1 sampai 3 orang guru sebagai penanggung jawab distribusi MBG. Penunjukan dilakukan oleh kepala sekolah dengan prioritas kepada guru bantu dan honorer, serta menggunakan sistem rotasi harian agar pelaksanaan lebih merata.
Nanik menekankan pemberian insentif ini bukan sekadar kompensasi finansial, melainkan bentuk pengakuan atas dedikasi dan kontribusi guru dalam mendukung keberhasilan program. Dengan adanya kebijakan ini, BGN berharap motivasi guru semakin meningkat. "Sehingga peran mereka dalam memastikan kelancaran distribusi MBG serta peningkatan status gizi anak bangsa dapat berjalan optimal," kata Nanik.
Sebelumnya, Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mengadu ke Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 22 September lalu. JPPI menyebut selama ini guru menjadi pihak paling dirugikan dalam program prioritas Presiden Prabowo Subianto ini.
Mereka diberikan beban tambahan, yakni harus membagikan ratusan porsi, mengumpulkan peralatan makan setelah digunakan, dan dipaksa bertanggung jawab atas pelaksanaan program ini. Sementara di saat yang bersamaan, guru tidak mendapatkan insentif apa pun dari beban-beban yang mereka tanggung tersebut.
"Jadi guru ini tidak dilibatkan sama sekali tiba-tiba kedatangan menu makanan yang banyak. Lalu guru suruh ngitung tampannya ada berapa, rantangnya ada berapa, suruh distribusikan. Nanti kalau ada yang hilang suruh ganti," kata Koordinator JPPI Ubaid Matraji sebagaimana dipantau dari kanal YouTube TVR Parlemen.
Dinda Shabrina berkontribusi dalam penulisan artikel ini