
INSTITUT Teknologi Bandung (ITB) akan menjadi tuan rumah sebuah perhelatan kreatif berskala nasional bertajuk Adicitra Ganesha, Bakti Karya Seni, Kriya, dan desain. Kegiatn ini mempertemukan karya-karya dari maestro seni rupa, desainer terkemuka, hingga kreator muda Indonesia dalam satu ruang apresiasi bersama.
Acara ini juga masih dalam rangkaian Festival Pasar Seni ITB 2025.
Pada acara ini akan menampilkan beragam karya lintas disiplin mulai dari lukisan, instalasi, hingga desain produk, kriya kontemporer, dan perhiasan yang mencerminkan semangat inovasi dan keindahan khas Indonesia.
Sejumlah nama yang turut berpartisipasi di antaranya: I Nyoman Nuarta, A.D. Pirous, Ahmad Sadali, Umi Dachlan, Kaboel Suadi, G. Sidharta, serta pelaku desain kontemporer seperti Legam Jewellery, Spedagi-Magno (Singgih S. Kartono), dan Pala Nusantara. Selain itu juga Marintan Sirait, Fatchurohman, Dian Widiawati, Natas Setiabudhi, Bana Nusantara, Lievik Atelier, Yanna Jewelry, dan Ken Atik.
Setiap karya yang dilelang memiliki cerita, visi, dan makna mendalam yang diharapkan dapat menyentuh hati para pengunjung.
Presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono turut hadir dan memamerkan karya seni lukis terbarunya di ITB, Rabu (8/10). Lukisan berjudul "Tangkuban Perahu: The Legend and The Beauty" tersebut menggambarkan keindahan pemandangan Gunung Tangkuban Perahu di bawah naungan langit oranye, dengan bingkai pepohonan.
SBY mengatakan bahwa lukisan tersebut baru dibuat pada Selasa lalu dan diselesaikan dalam beberapa jam saja. Memori yang indah akan tempat tersebut menjadi salah satu pemacunya untuk dapat berkarya tanpa terhalang waktu.
"Jadi mengalir saja. Alhamdulillah, kalau mood melukis itu kuat, ada motivasi yang tinggi, ada good memory dan urusan hati. Makanya beberapa jam bisa saya selesaikan, tentu dengan segala kekurangannya," tutur SBY usai menyerahkan lukisan tersebut kepada ITB.
Dana hasil pelelangan tersebut akan diserahkan menjadi dana abadi ITB, yang salah satunya dipergunakan sebagai dana beasiswa. Lukisan SBY tersebut menjadi salah satu karya seni yang ikut dilelang.
“Ini adalah karya saya yang baru 5 tahun melukis. Saya serahkan kepada ITB, barangkali bisa bikin lelang kecil dan hasilnya dimasukkan ke dana lestari. Mudah-mudahan ini bisa menjadi sumbangsih untuk memperkuat dana lestari ITB,” ucap SBY.
Saat ditanya perihal inspirasinya dalam membuat lukisan tersebut, ia mengatakan bahwa dirinya yang sempat bertugas cukup lama di Kota Bandung. Selama 15 tahun bertugas di Bandung, banyak serba-serbi soal Bandung yang menarik perhatiannya.
“Pertama kali saya 30 tahun bertugas sebagai prajurit, 15 tahun berada di Bandung. Jadi saya mengetahui banyak keindahan, banyak legenda, banyak mitos, banyak warisan atau heritage yang ada di Bandung dan Jawa Barat ini,” imbuhnya.
Ia dan keluarganya pun sempat beberapa kali berkunjung ke Gunung Tangkuban Perahu. Pemandangannya yang indah menjadi inspirasinya dalam membuat lukisan berukuran 122 x 91,5 cm tersebut.
Tak hanya lukisan, dalam kesempatan tersebut SBY juga menyumbangkan buku antologi puisi karya pribadinya kepada ITB. Buku tersebut bertitel "Garis Waktu Tak Bertepi : Kumpulan 76 Puisi Ekspresi.
Buku tersebut dibuat dalam rangka ulang tahun SBY ke-76 pada 9 September lalu. Isinya adalah puisi-puisi karya pribadi yang menggambarkan isi hati.
"Dari kelas 5 SD saya sudah menulis puisi dalam Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia,” sambungnya.
Selain lukisan Tangkuban Perahu, ia juga melelang karya lukis lainnya yang saat ini dipajang di Galeri Soemardja ITB. Di antaranya adalah lukisan bertitel "Amazing Beach I Used to Enjoy" (2025) dan "Klayar Beach" (2025).