Liputan6.com, Jakarta Pertarungan sengit antara Timnas Indonesia dan Timnas Irak pada matchday kedua Grup B Putaran 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 dipastikan akan menjadi sorotan utama penggemar sepak bola di Tanah Air.
Laga yang akan dihelat di Stadion King Abdullah Sport City, Minggu (12/10) ini bukan sekadar perebutan tiga poin krusial, melainkan juga panggung pembuktian bagi sosok pelatih anyar Irak, Graham Arnold.
Pelatih berpengalaman asal Australia ini memang baru mengemban tugas di kursi kepelatihan Irak sejak Mei 2025, menggantikan Jesus Casas.
Namun, di balik rekam jejaknya yang mentereng, Arnold ternyata memiliki sejarah yang unik, bahkan bisa disebut traumatis, ketika harus berhadapan dengan Garuda. Pertemuan ini menjadikannya duel emosional antara masa lalu sang juru taktik melawan tantangan barunya.
Saat masih menukangi Australia, Arnold memang sempat berpesta gol 4-0 atas Indonesia pada babak 16 Besar Piala Asia 2023. Namun, bukan kemenangan dominan itu yang menjadi catatan tebal dalam kariernya.
Justru hasil imbang 0-0 yang dipetik Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Putaran 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026-lah yang menjadi pemicu sebuah keputusan besar dan dramatis.
Fakta historis inilah yang kini membayangi Arnold di kubu Timnas Irak. Indonesia adalah lawan yang, secara tidak langsung, telah ‘mengakhiri’ masa baktinya yang panjang di Australia.
Kini, setelah enam tahun membesut The Socceroos, ia harus kembali bersua lawan yang sama, namun dengan misi dan tekanan yang berbeda. Bisakah ia menghapus stigma tersebut bersama Singa Mesopotamia?