Yerusalem (ANTARA) - Pemimpin Israel Benjamin Netanyahu pada Jumat (10/10) mengatakan bahwa pasukan Israel akan tetap berada di Jalur Gaza agar bisa terus menekan Hamas sampai kelompok perlawanan Palestina itu melucuti senjatanya dan wilayah kantong itu didemiliterisasi.
Dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi sehari setelah pemerintahnya menyetujui kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera, Netanyahu mengatakan bahwa militer Israel "tetap berada jauh di dalam wilayah itu dan memegang semua posisi yang mengendalikannya."
"Dengan cara ini, kami mengepung Hamas dari segala arah menjelang tahap-tahap selanjutnya dari rencana tersebut, di mana Hamas akan dilucuti dan Gaza akan didemiliterisasi," kata dia. "Jika ini tercapai dengan cara yang mudah, itu akan bagus. Jika tidak, maka akan dicapai dengan cara yang sulit."
Dia mengatakan bahwa 20 sandera yang masih hidup dan 28 jasad akan dibebaskan dalam beberapa hari mendatang. Menurut Hamas, jasad sandera yang meninggal kemungkinan diserahkan lebih lambat daripada sandera yang masih hidup.
Berdasarkan kesepakatan itu, tentara Israel akan menghentikan pertempuran dan menarik diri sebagian dari Jalur Gaza, sementara Hamas akan membebaskan semua sandera yang tersisa dengan imbalan Israel membebaskan lebih dari 2.000 tahanan Palestina.
Kesepakatan itu juga menetapkan bahwa truk-truk yang membawa makanan dan pasokan medis akan diizinkan masuk ke Gaza untuk memberikan bantuan kepada sekitar 2 juta penduduk, yang sebagian besar dari mereka telah mengungsi beberapa kali akibat serangan udara Israel.
Berbagai serangan Israel yang berlangsung selama dua tahun telah membuat Gaza hancur lebur, menyebabkan kelaparan, dan menewaskan lebih dari 67.000 orang, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Sumber: Xinhua
Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.