Pasuruan, Jawa Timur (ANTARA) - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin menyatakan permintaan terhadap Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan terus meningkat.
Mukhtarudin menjelaskan bahwa sektor konstruksi, pengelasan, pengecatan, dan elektrikal di industri ringan maupun berat menjadi bidang dengan minat tinggi terhadap PMI.
“Pendampingan dan pelatihan berkelanjutan sangat penting agar para pekerja dapat bersaing secara profesional dan terhindar dari risiko pelanggaran ketenagakerjaan di luar negeri,” ujar Mukhtarudin di Pasuruan, Kamis.
Dalam kunjungan pelepasan 600 calon PMI di Kecamatan Gempol, Pasuruan, ia mengatakan para pekerja migran yang akan berangkat tidak hanya mencari nafkah bagi keluarga.
Baca juga: Jepang ubah sistem magang asing, tawarkan fleksibilitas kerja
Selain itu, para pekerja migran memiliki keinginan kuat untuk meningkatkan kompetensi, keterampilan, dan pengetahuan di sektor yang digeluti.
Ia mengapresiasi perusahaan yang peduli dan berdedikasi tinggi dalam menyiapkan pekerja migran melalui pelatihan komprehensif.
Menurut Mukhtarudin, hal tersebut sejalan dengan komitmen pemerintah memastikan pelatihan dan pembekalan PMI berjalan sesuai standar kompetensi yang ditetapkan.
Sementara itu, Direktur PT Prima Duta Sejati (PDS) Maxixe Mantofa menjelaskan perusahaannya berhasil menembus pasar Korea Selatan tanpa menggunakan agensi.
Dia menilai langkah ini membantu calon pekerja migran menekan biaya penempatan yang biasanya cukup besar jika menggunakan agensi dari negara tujuan.
Baca juga: Menteri P2MI lepas 600 pekerja ke Jepang, Korsel, Hong Kong, Taiwan
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah/Fahmi Alfian
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.