Menakar Dampak Revitalisasi Sekolah terhadap Kualitas Pendidikan Nasional

5 hours ago 9
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
MI/Seno MI/Seno(Dok. Pribadi)

BANGSA yang besar selalu berdiri di atas fondasi pendidikan yang kokoh. Pendidikan bukan sekadar urusan mencetak tenaga kerja, melainkan juga membangun manusia Indonesia seutuhnya yang beriman, berilmu, berkarakter, dan berdaya saing global. Pendidikan merupakan salah satu instrumen utama dalam membangun kualitas SDM. Namun, hingga kini kualitas pendidikan Indonesia masih menghadapi tantangan serius.

TANTANGAN

Dalam konteks Indonesia, tantangan kualitas pendidikan masih signifikan. Salah satu penyebab yang kerap muncul terkait dengan keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan.

Menurut data Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, terdapat 1,18 juta ruang kelas SD di Indonesia pada tahun ajaran 2024/2025. Sebanyak 60,3% ruang kelas tersebut dalam kondisi rusak dengan rincian 27,22% rusak ringan, 22,27% rusak sedang, dan 10,81% rusak berat.

Kondisi bangunan yang rapuh, atap bocor, lantai retak, hingga sanitasi buruk masih menjadi wajah nyata banyak sekolah di pelosok negeri. Hal ini tentu mengganggu kenyamanan belajar, bahkan membahayakan keselamatan siswa.

Selain itu, angka putus sekolah masih relatif tinggi, khususnya di jenjang SMP dan SMA/SMK, terutama di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Hasil survei Programme for International Student Assessment (PISA) beberapa tahun terakhir menunjukkan skor literasi, numerasi, dan sains Indonesia masih berada di bawah rata-rata negara OECD.

Kondisi itu menegaskan bahwa revitalisasi sekolah bukan lagi sekadar wacana, melainkan kebutuhan mendesak. Revitalisasi bangunan sekolah yang sedang digenjot pemerintah menjadi salah satu pilar utama dalam meningkatkan kualitas pendidikan menuju visi Indonesia emas 2045, yaitu momen 100 tahun kemerdekaan yang ditargetkan membawa Indonesia masuk ke jajaran negara maju.

Untuk menjawab tantangan tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah menginisiasi program revitalisasi sekolah. Program ini difokuskan pada perbaikan ruang kelas rusak, pembangunan laboratorium dan perpustakaan, penguatan fasilitas sanitasi, hingga penyediaan perangkat digital. Pada 2025, revitalisasi ditargetkan mencakup 10.440 satuan pendidikan dengan dukungan anggaran sebesar Rp17,1 triliun.

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah meluncurkan program revitalisasi bangunan sekolah dengan tujuan besar. Pertama, meningkatkan keselamatan dan kenyamanan belajar. Gedung sekolah yang kokoh, ramah anak, dan dilengkapi fasilitas dasar yang layak menjadi prasyarat bagi proses pembelajaran yang optimal.

Kedua, mengurangi disparitas mutu pendidikan antarwilayah. Revitalisasi diharapkan mampu menjembatani kesenjangan fasilitas antara sekolah perkotaan dan sekolah di daerah terpencil.

Ketiga, meningkatkan mutu hasil belajar. Lingkungan belajar yang layak berpengaruh langsung pada motivasi, konsentrasi, dan capaian akademik siswa. Keempat, menyiapkan generasi masa depan. Revitalisasi sekolah sejalan dengan pembangunan SDM unggul yang menjadi prasyarat pencapaian Indonesia emas 2045.

PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN

Kemudian, pertanyaannya ialah sejauh mana program revitalisasi ini akan berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan nasional?

Revitalisasi sekolah pada dasarnya merupakan strategi input-based, yakni memperbaiki faktor pendukung proses belajar. Kualitas pendidikan dapat dianalisis melalui beberapa indikator. Indikator pertama ialah lingkungan belajar yang kondusif. Ruang kelas yang layak secara fisik menciptakan kenyamanan belajar bagi siswa dan meningkatkan motivasi guru dalam mengajar.

Indikator kedua ialah ketersediaan sarana pendukung. Perpustakaan, laboratorium, dan fasilitas teknologi informasi menjadi faktor penting untuk mengembangkan keterampilan abad 21.

Indikator ketiga ialah kesehatan dan keselamatan peserta didik. Sanitasi yang baik dan ruang kelas yang aman berkontribusi pada peningkatan kehadiran siswa. Dengan memperbaiki indikator-indikator ini, revitalisasi diharapkan mampu menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih efektif.

Dalam jangka pendek, revitalisasi sekolah memberikan sejumlah efek yang relatif mudah diamati. Pertama, program ini akan meningkatkan kenyamanan dan keamanan. Gedung yang baik mengurangi risiko kecelakaan akibat infrastruktur rusak sekaligus menciptakan suasana belajar yang lebih tenang.

Dampak kedua ialah produktivitas guru meningkat. Guru dapat memanfaatkan waktu untuk mengajar alih-alih mengatasi hambatan teknis akibat kerusakan fasilitas.

Dampak ketiga ialah meningkatkan partisipasi siswa. Fasilitas sekolah yang lebih baik mendorong siswa lebih rajin hadir sehingga menekan angka ketidakhadiran dan putus sekolah. Efek ini berhubungan langsung dengan efisiensi proses belajar mengajar yang merupakan syarat dasar peningkatan kualitas pendidikan.

Dampak menengah revitalisasi sekolah terlihat pada aspek peningkatan kualitas pembelajaran. Dampak pertama ialah akan meningkatkan literasi dan numerasi. Fasilitas perpustakaan dan digital memungkinkan siswa mengakses lebih banyak sumber belajar.

Kedua, akan meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis sains dan teknologi. Kehadiran laboratorium dan perangkat TIK memberi peluang bagi penerapan metode eksperimen serta pembelajaran berbasis proyek.

Ketiga, akan mampu meningkatkan variasi metode pengajaran. Guru terdorong menggunakan pendekatan pedagogi yang lebih modern, bukan hanya metode ceramah tradisional.

Dalam perspektif analitis, revitalisasi dapat dipandang sebagai pembuka jalan bagi transformasi kurikulum karena ketersediaan sarana memungkinkan implementasi kurikulum yang menekankan kompetensi.

Dampak utama revitalisasi sekolah sesungguhnya baru terasa dalam jangka panjang, ketika lulusan sekolah yang direvitalisasi memasuki dunia kerja. Pertama, kualitas SDM meningkat. Lulusan yang terbiasa dengan lingkungan belajar berkualitas akan lebih kompetitif di pasar tenaga kerja.

Kedua, kesempatan yang lebih merata. Revitalisasi di daerah terpencil mengurangi kesenjangan pendidikan sehingga anak-anak desa memiliki peluang bersaing dengan anak-anak kota.

Dampak terakhir akan meningkatkan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Studi Bank Dunia menunjukkan bahwa setiap tambahan satu tahun rata-rata lama sekolah dapat meningkatkan pendapatan individu hingga 10%. Dengan demikian, revitalisasi sekolah berpotensi menciptakan efek pengganda terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Program ini dengan demikian tidak hanya berdampak pada pendidikan, tetapi juga berkontribusi pada agenda besar pembangunan SDM menuju Indonesia emas 2045.

Keberhasilan program revitalisasi bangunan sekolah dapat diukur melalui beberapa indikator. Setidaknya terdapat lima indikator dalam mengukur keberhasilan program tersebut, yaitu penurunan jumlah ruang kelas rusak secara signifikan di seluruh wilayah. Kemudian tingkat kehadiran siswa yang lebih tinggi serta penurunan angka putus sekolah.

Selanjutnya ialah peningkatan capaian akademik siswa, baik pada asesmen nasional maupun survei internasional. Indikator keempat ialah peningkatan partisipasi masyarakat dalam mendukung sekolah, baik dalam bentuk gotong royong maupun kolaborasi dengan dunia usaha. Kelima, peningkatan kepuasan siswa dan guru terhadap lingkungan belajar mereka.

Meskipun program revitalisasi sekolah menjanjikan, terdapat sejumlah tantangan yang perlu diantisipasi. Tantangan pertama ialah ketimpangan distribusi. Revitalisasi berisiko lebih banyak dinikmati sekolah di wilayah perkotaan, sementara daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) justru lebih membutuhkan.

Tantangan kedua ialah kualitas pembangunan. Proyek infrastruktur pendidikan sering menghadapi masalah kualitas pekerjaan yang rendah akibat lemahnya pengawasan. Tantangan ketiga ialah pemeliharaan berkelanjutan. Revitalisasi tanpa strategi perawatan hanya akan menghasilkan bangunan yang kembali rusak dalam waktu singkat.

Tantangan keempat ialah integrasi dengan peningkatan kapasitas guru. Infrastruktur baru akan optimal jika guru memiliki kompetensi pedagogi dan literasi digital memadai. Tantangan kelima ialah transparansi anggaran. Dana besar membuka peluang penyalahgunaan sehingga diperlukan sistem akuntabilitas yang ketat. Tanpa penyelesaian tantangan itu, revitalisasi sekolah berpotensi berhenti pada tahap 'fisik semata' tanpa dampak signifikan pada mutu pendid...

Read Entire Article