TENTARA Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM, menuding prajurit TNI telah melakukan kejahatan perang dalam operasi militer di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Juru bicara TPNPB Sebby Sambom mengatakan sejak 1-6 Oktober 2025, sejumlah pesawat tempur milik TNI nampak lalu lalang di langit Kiwirok. Pesawat itu, kemudian melakukan serangan udara, salah satunya menjatuhkan peledak. "Mereka incar permukiman warga dan kuburuan leluhur orang Papua," kata Sebby melalui pesan WhatsApp, Selasa, 7 Oktober 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Sebby, sempat menunjukkan dokumentasi berupa foto dan rekaman video ihwal lalu lalangnya pesawat tempur milik TNI di langit Kiwirok. Menurut dia, penggunaan alutsista membuat kondisi tak seimbang.
Sebab, dia menuturkan, milisi TPNPB, khususnya di Kodap XV Ngalum Kupel hanya bersenjatakan senapan laras panjang dan menggunakan taktik perang gerilya. "Mereka gunakan bom dan ranjau, ini tidak seimbang, ini kekejaman, dan dunia harus lihat ini," ujar Sebby.
Tudingan Sebby itu kemudian dibantah oleh Kepala Penerangan Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih Kolonel Candra Kurniawan. Justru, kata dia, milisi TPNPB lah yang acapkali melakukan kekerasan terhadap warga atas dalih terafiliasi sebagai agen intelijen Indonesia.
"Tudingan ini adalah propaganda yang selalu digunakan OPM untuk menarik simpati dunia dan mendiskreditkan TNI yang melakukan pengamanan," kata Candra.
Adapun, Distrik Kiwirok sejak beberapa pekan terakhir menjadi palagan tempur antara milisi TPNPB dengan prajurit TNI-Polri. Kiwirok, hingga saat ini masih ditetapkan siaga I dengan penempatan prajurit di sejumlah titik rawan.
Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI Mayor Jenderal Freddy Ardianzah mengatakan, warga Kiwirok sejak kontak senjata pecah pada 27 September lalu masih berada di tempat pengungsian, salah satunya di kantor Komando Rayon Militer Oksibil. "Situasi masih rawan, tapi dipastikan tetap terkendali," kata Freddy.
Sebelumnya, TPNPB mengklaim telah menembak mati 5 prajurit TNI dalam kontak senjata di Kiwirok sepanjang 25-27 September lalu. Para prajurit tersebut tewas usai milisi TPNPB melakukan serangan mendadak terhadap pos-pos militer. Namun, TNI membantah klaim tersebut. Freddy Ardianzah mengatakan, akibat serangan tersebut satu orang prajurit dinyatakan gugur. "Sementara dua lainnya mengalami luka," ujar Freddy.