Sederet Potensi Masalah dari Gerakan Berdonasi Rp 1.000 ala Dedi Mulyadi

1 day ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

PENDIRI Nalar Institute Yanuar Nugroho mengkritik keputusan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang meminta warga Jawa Barat berdonasi sebesar Rp 1.000 per hari. Yanuar membeberkan beberapa pertimbangan sehingga menilai keputusan Dedi Mulyadi itu bermasalah.

Ia mengatakan keputusan tersebut dianggap tidak mempertimbangkan sisi keadilan sosial warga Jawa Barat, khususnya masyarakat kurang mampu. "Ajakan donasi harian ini kurang sensitif terhadap kondisi ekonomi masyarakat bawah," kata Yanuar ketika dihubungi, pada Selasa, 7 Oktober 2025.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Ia berpendapat, ajakan donasi itu akan tetap memberatkan masyarakat Jawa Barat yang masuk kategori miskin dan para buruh yang memperoleh penghasilan harian. Belum lagi, kata dia, terjadi inflasi dan daya beli yang cendrung melemah. "Ini berisiko menambah tekanan psikologis bagi masyarakat yang justru paling rentan," kata dia.

Yanuar juga mempertanyakan tanggung jawab Dedi Mulyadi sebagai orang nomor satu di Jawa Barat. Ia mengatakan pelayanan pendidikan dan kesehatan seharusnya menjadi mandat negara, bukan beban moral yang justru dialihkan ke warga.

"Bila negara justru mendorong masyarakat membiayai sesamanya, itu menandakan bergesernya beban fiskal ke tangan publik tanpa mandat yang sah," ujar Yanuar.

Menurut dia, meski ajakan berdonasi itu bersifat sukarela, tapi keputusan Gubernur Dedi Mulyadi tersebut tetap memiliki daya tekan kepada masyarakat, terutama aparatur sipil negara (ASN), guru, dan pelajar. Sebab, perbedaan antara ajakan dan perintah halus acap kali kabur dalam kultur birokrasi di Tanah Air.

Yanuar memprediksi ASN, guru, dan pelajar akan menilai ajakan berdonasi dari Gubernur Jawa Barat sebagai kewajiban lantaran adanya tekanan sosial dan jalur hierarki.

"Prinsip sukarela hanya bermakna bila disertai jaminan tegas bahwa tidak ada konsekuensi bagi yang tak ikut berpartisipasi," kata pengajar pada Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara ini.

Persoalan lainnya, ujar Yanuar, mengenai urusan transparansi dan akuntabilitas terhadap hasil donasi dari warga tersebut. Ia menegaskan bahwa pengumpulan dana publik harus tunduk pada prinsip tata kelola, yakni memiliki mekanisme pelaporan, audit, dan pengawasan yang jelas.

"Bila tidak, inisiatif donasi sosial ini mudah disalahartikan sebagai pungutan terselubung," ucap Yanuar.

Ia melanjutkan, ada potensi preseden yang berbahaya dari inisiasi Dedi Mulyadi mengajak warga Jawa Barat berdonasi Rp 1.000 per hari. Yanuar khawatir praktik pengumpulan dana publik ini meluas ke daerah lain jika keputusan berdonasi itu diterima begitu saja.

"Lalu menjadikannya semacam pajak sukarela yang dikemas dengan bahasa moralitas," kata Yanuar.

Kondisi itu, kata dia, berpotensi membuka peluang penyimpangan dan merusak prinsip fiskal negara. "Pemerintah daerah boleh mendorong solidaritas sosial, tapi tetap harus membedakan antara gerakan moral masyarakat dan kebijakan publik resmi," kata pengamat kebijakan publik ini.

Sebelumnya Gubernur Dedi Mulyadi mengajak masyarakat dan ASN di Jawa Barat untuk berdonasi Rp 1.000 per hari. Keputusan Dedi Mulyadi tertuang dalam Surat Edaran Nomor 149/PMD.03.04/KESRA tertanggal 1 Oktober 2025.

Surat edaran ini ditujukan kepada bupati atau wali kota se-Jawa Barat, kepala perangkat daerah di lingkungan pemerintah daerah, serta kantor wilayah Kementerian Agama di Jawa Barat. Dedi Mulyadi menamakan kebijakan ini sebagai Gerakan Rereongan Sapoe Sarebu atau Poe Ibu.

Dedi mengatakan gerakan berdonasi ini berbasis gotong royong dan sukarela. Politikus Partai Gerindra ini mengatakan prinsip dasar ajakan berdonasi Rp 1.000 per hari itu adalah dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat.

"Rereongan Poe Ibu menjadi wadah donasi publik resmi untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang sifatnya darurat dan mendesak dalam skala terbatas," kata Dedi dalam keterangannya, dikutip dari situs Pemprov Jawa Barat, pada Senin, 6 Oktober 2025.

Selain itu, Dedi Mulyadi berdalih bahwa ajakan berdonasi ini dapat memperkuat pemenuhan hak dasar warga, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan. Apalagi kedua bidang itu masih terkendala keterbatasan anggaran dan akses.

"Kontribusi sederhana ini menjadi wujud solidaritas demi membantu kebutuhan darurat masyarakat," kata mantan Bupati Purwakarta ini.

Read Entire Article