Liputan6.com, Jakarta Tottenham Hotspur mengawali musim baru Premier League dengan kemenangan meyakinkan 3-0 atas Burnley. Laga ini bukan sekadar tiga poin pembuka, melainkan juga menjadi panggung bagi Richarlison yang tampil luar biasa.
Penyerang asal Brasil itu mencetak dua gol, termasuk satu sepakan salto yang langsung dijuluki kandidat “Goal of the Season”. Aksi impresifnya disambut meriah para penggemar, sekaligus menandai kebangkitan setelah musim lalu diliputi cedera.
Bagi manajer Thomas Frank, kemenangan ini memberi angin segar setelah kekalahan di UEFA Super Cup. Keputusan berani menurunkan Richarlison sejak awal terbukti jitu, memperlihatkan potensi duet berbahaya antara sang striker dengan rekrutan anyar Mohammed Kudus.
Kudus dan Richarlison Jadi Pembuka Kemenangan
Laga baru berjalan sepuluh menit ketika Kudus, pemain baru senilai £55 juta, langsung memberi dampak instan. Umpan silangnya disambut Richarlison dengan tembakan setengah voli yang menembus sudut bawah gawang Burnley.
Gol cepat itu sempat mengubah jalannya pertandingan. Burnley merespons dengan percaya diri dan bahkan terlihat lebih berpeluang menyamakan kedudukan sebelum jeda. Tottenham, meski unggul, sempat tampak rapuh di lini belakang.
Namun, kelemahan Burnley dalam penyelesaian akhir membuat Spurs lolos dari tekanan. Dari situ, kombinasi Kudus dan Richarlison kembali menjadi mimpi buruk bagi lini belakang tim tamu.
Gol Salto yang Bikin Stadion Bergemuruh
Jika gol pertama Richarlison disebut klinis, maka gol keduanya layak disebut karya seni. Kudus kembali mengirim umpan silang dari sisi kanan, dan kali ini Richarlison melompat melakukan bicycle kick indah yang melesat masuk ke gawang Martin Dubravka.
Aksi tersebut membuat beberapa rekan setimnya sampai terperangah, sementara penonton berdiri memberi tepuk tangan meriah. Momen ini langsung dipandang sebagai salah satu gol terbaik dalam sejarah singkat kariernya di Spurs.
Bukan hanya itu, Richarlison juga berperan dalam terciptanya gol Brennan Johnson tak lama kemudian. Meski gagal menuntaskan hat-trick karena diganti di babak kedua, penampilannya sudah cukup untuk disebut sebagai salah satu performa terbaiknya di London Utara.
Awal Baru di Bawah Thomas Frank
Bagi Tottenham, kemenangan ini menandai akhir paceklik sejak April lalu di Premier League. Frank, yang baru saja merasakan pahitnya kalah di UEFA Super Cup, merespons dengan beberapa rotasi, termasuk memainkan Richarlison di depan menggantikan Dominic Solanke yang belum bugar.
Keputusan itu terbayar lunas. Richarlison tampil tajam, sementara Kudus membuktikan kualitasnya sebagai rekrutan anyar. Duet keduanya memberi harapan baru bagi lini serang Spurs yang musim ini kehilangan sosok Son Heung-min.
Burnley sendiri, meski datang dengan reputasi pertahanan terbaik di Championship musim lalu, kesulitan menahan laju Spurs. Hasil ini memperlihatkan betapa beratnya tantangan yang akan mereka hadapi sepanjang musim di kasta tertinggi.