Proyek Danantara Olah Sampah Jadi Energi Listrik Diminati China hingga Belanda

Chief of Executive Officer (CEO) Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, mengungkapkan proyek Waste to Energy atau Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) diminati oleh banyak perusahaan asing mulai dari China hingga Belanda.

Rosan mengeklaim minat investasi di proyek Waste to Energy cukup tinggi. Dia menyebut ada juga perusahaan-perusahaan terbuka (Tbk) yang berminat investasi dari dalam dan luar negeri.

"Dari luar negeri, dari China ada, Korea ada, Belanda ada, Jerman ada, Jepang juga ada Australia juga ada, Singapura, Malaysia juga ada. Jadi ketertarikannya sih lumayan tinggi ya," ungkap Rosan usai acara Indonesia International Sustainability Forum 2025, Jumat (10/10).

Rosan mengatakan proyek Waste to Energy sudah diminati 192 perusahaan dari dalam negeri. Total investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan proyek di 33 kota mencapai Rp 91 triliun.

"Kalau saya disampaikan mungkin total investasinya itu mencapai kurang lebih Rp 91 triliun, Rp 91 triliun untuk kurang lebih di 33 daerah itu," ujar Rosan.

Rosan menuturkan proyek Waste to Energy akan diluncurkan pada awal November 2025. Peluncuran proyek tersebut mundur dari target yang disebutkan Rosan sebelumnya, yakni pada akhir Oktober 2025.

"Kami akan meluncurkan program ini pada awal November. Program Waste to Energy akan diluncurkan di 33 kota, namun akan diprioritaskan untuk 10 kota terlebih dahulu berdasarkan penilaian Kementerian Lingkungan Hidup," jelas Rosan.

Rosan memaparkan kota-kota prioritas yang telah bekerja sama dengan Danantara di proyek tersebut mulai dari Tangerang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Bali, hingga Makassar.

Selanjutnya, Danantara akan membuka proses lelang atau tender secara terbuka dan transparan. Rosan menargetkan seluruh proyek Waste to Energy bisa rampung dalam 2 tahun mendatang.