GUBERNUR Jakarta Pramono Anung mengatakan seluruh pedagang di Pasar Barito telah menandatangani persetujuan relokasi. Persetujuan itu dilakukan menyusul adanya rencana pembangunan Taman Bendera Pusaka di tempat selama ini mereka berjualan.
“Sebenarnya pedagangnya semuanya sudah tanda tangan, sudah bersedia untuk dipindahkan,” kata Pramono seusai menghadiri Peresmian Gedung Majelis Ulama Indonesia di Jakarta Selatan, Kamis, 7 Agustus 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menanggapi perihal 50 pedagang atau kios yang disebut belum mau dipindahkan, Pramono menjelaskan proses negosiasi dengan pedagang akan terus berjalan. Meski ada kabar pedagang yang tidak ingin pindah, politikus PDIP itu mengatakan, pembangunan taman tidak boleh terhenti.
“Tentunya tidak boleh menghambat rencana pembangunan yang ada dan saya konsen untuk itu. Karena ini bukan untuk kepentingan pribadi, kepentingan balai kota, ini untuk kepentingan publik,” ujar Pramono.
Sebelumnya, relokasi pedagang di Taman Barito bertujuan untuk membuat Proyek pembangunan Taman Bendera Pusaka yang mengintegrasikan tiga taman besar di Jakarta Selatan: Taman Langsat, Taman Ayodya, dan Taman Barito. Menurut Pramono, proyek ini dirancang bukan hanya untuk mempercantik kota, melainkan juga untuk menyelesaikan persoalan banjir dan bau yang selama ini menjadi keluhan utama di area tersebut. Pramono mengakui biaya untuk mengatasi masalah banjir dan bau itu cukup tinggi, namun hal itu harus dilakukan untuk kebaikan Jakarta.
“Baru kali ini taman yang kita bangun sekaligus menyelesaikan persoalan banjir dan juga bau yang ada di taman itu,” kata Pramono.
Nama "Bendera Pusaka" dipilih untuk memberi ruang kepada publik agar memahami bahwa pembangunan negara ini bukan dalam waktu sekejap. Ada proses sejarah panjang di baliknya, yang diharapkan dapat diketahui oleh generasi muda.
Selain itu, pembangunan taman ini akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas publik yang sepenuhnya gratis, seperti jogging track, lapangan tenis, dan paddle. Pemerintah Provinsi Jakarta juga berencana menyiapkan gerai atau markas besar ASEAN di lokasi tersebut, bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri untuk segera memfinalkan rencana ini. Dengan demikian, Taman Bendera Pusaka tidak hanya menjadi ruang terbuka hijau, tetapi juga pusat edukasi sejarah dan diplomasi.