WAKIL Menteri Haji dan Umrah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan bahwa pemerintah menetapkan hanya ada dua syarikah atau perusahaan penyedia layanan untuk ibadah haji 2026. Ketetapan itu merupakan kebijakan baru dari evaluasi penyelenggaraan haji tahun 2025 yang memakai delapan syarikah.
“Sekarang kami hanya menggunakan dua syarikah, tidak lagi delapan,” ujar dia di kantor Kementerian Haji dan Umrah, Jakarta Pusat, pada Selasa, 30 September 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Dahnil menjelaskan bahwa sebelum penetapan, lebih dari 150 perusahaan penyedia layanan mengikuti seleksi. Lalu dalam proses lelang itu didapatkan 50 nama syarikah yang terus mengikuti penyisihan. Proses seleksi itu kemudian menyisakan dua syarikah yang berhak menyediakan layanan ibadah haji tahun depan.
“Dan itu sudah diumumkan oleh Kantor Urusan Haji Saudi Arabia. Anda bisa cek di sosial media atau website dari Kantor Urusan Haji Saudi Arabia,” kata politikus Partai Gerindra tersebut.
Dilansir dari akun Instagram @kantorurusanhaji, dua perusahaan yang terpilih ialah Rakeen Mashariq Al Mutamayizah Company For Pilgrim Service dan Albait Guest. Unggahan serupa juga dipublikasikan di akun @kemenhaj.ri pada Ahad, 28 September 2025.
Selain pembatasan jumlah syarikah, Dahnil juga menyebut bahwa pemerintah membuat aturan baru perihal durasi kontrak. Kini masa kontrak dengan syarikah tidak lagi berlaku satu tahun, tetapi ditetapkan menjadi tiga tahun.
“Kami tetapkan langsung tiga tahun untuk mencegah praktik-praktir manipulasi dan umpan balik negatif dalam proses lelang syarikah di Arab Saudi,” ujar dia.
Sistem penyelenggaraan haji multisyarikah dimulai pada 2025, yang menjadi tahun terakhir Kementerian Agama menjadi penanggung jawab pengelolaan ibadah di Tanah Suci. Namun, berdasarkan evaluasi yang menilai haji tahun ini carut marut, pemerintah kini membatasi jumlah syarikah hanya dua saja.