POLITIKUS Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Mayor Jenderal TNI (Purn) Tubagus Hasanuddin tidak mempermasalahkan pemberian pangkat kehormatan oleh Presiden Prabowo Subianto kepada sejumlah purnawirawan TNI. Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu menegaskan pemberian pangkat kehormatan merupakan hak prerogatif Prabowo sebagai presiden.
“Sebagai hak prerogratif presiden memberikan penghargaan kepada mantan-mantan prajurit yang beliau kenal, ya kenapa tidak?” ucap pria yang akrab disapa TB Hasanuddin itu pada Selasa, 12 Agustus 2025, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menyebut hak prerogatif seorang presiden beragam. Misalnya pemberian amnesti untuk sebuah tindak pidana. “Jangankan hanya memberikan pangkat dari bintang 3, bintang 4, presiden juga punya hak untuk misalnya amnesti dan abolisi,” ujar TB Hasanuddin.
Presiden Prabowo memberikan pangkat kehormatan kepada sejumlah purnawirawan TNI. Penganugerahan ini diberikan dalam Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Lapangan Suparlan Pusdiklatpassus Batujajar, Bandung, Jawa Barat, Ahad pagi, 10 Agustus 2025.
Ada lima purnawirawan TNI yang mendapat anugerah jenderal kehormatan bintang empat. Kenaikan pangkat bintang empat itu diberikan kepada Sjafrie Sjamsoeddin, mendiang Ali Sadikin, Agus Sutomo, Muhammad Herindra, dan Muhammad Yunus Yosfiah.
Sementara pemberian gelar kehormatan bintang tiga diberikan kepada Valentinus Suhartono Suratman, Bambang Eko Suhariyanto, Chairawan Kadarsyah Kadirussalam Nusyirwan, Musa Bangun, Glenny Kairupan, dan Tony Setia Boedi Hoesodo. Adapun untuk gelar kehormatan bintang dua hanya diberikan kepada Taufik Hidayat.
Menanggapi adanya hubungan antara Prabowo dan sejumlah purnawirawan yang dianugerahkan pangkat kehormatan itu, TB Hasanuddin menyatakan tidak melihat adanya konflik kepentingan. TB Hasanuddin menyebut dirinya tidak mau berprasangka buruk meski ada kritik dari masyarakat sipil.
“Saya tidak suuzan dan itu lebih saya lihat di lingkungan TNI saja. Tidak ada misalnya dari masyarakat sipil naik menjadi brigadir jenderal. Tidak ada ya, dan itu bentuk penghormatan,” kata dia.
TB Hasanuddin menekankan tidak melihat kedekatan Prabowo dengan para purnawirawan itu sebagai hal yang perlu dipersoalkan. “Karena ada beberapa orang juga saya melihatnya tidak dekat-dekat amat, misalnya dengan Pak Ali Sadikin. Kan itu eranya berbeda,” kata dia.