TEMPO.CO, Jakarta - Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket DPRD Kabupaten Pati mengungkap 12 dugaan pelanggaran yang melibatkan Bupati Sudewo. Temuan ini merupakan hasil penyaringan dari 22 poin aduan masyarakat yang sebelumnya disampaikan dalam aksi demonstrasi besar pada Rabu, 13 Agustus 2025.
Ketua Pansus Hak Angket DPRD Pati Teguh Bandang menjelaskan sejumlah poin aduan digugurkan karena dianggap ganda atau berada di luar kewenangan Pansus. “Ada 22 terus kami rangkum ada beberapa yang dobel. Ada beberapa yang tidak tepat, misalnya berkaitan dengan kasus KPK kan bukan ranah kami,” kata Teguh pada Jumat, 15 Agustus 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Salah satu poin utama yang sedang ditelusuri adalah pemberhentian ratusan pegawai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soewondo Pati. Pansus memanggil perwakilan mantan pegawai untuk mengklarifikasi proses pengangkatan dan pemberhentian, termasuk mutasi jabatan yang menurunkan eselon sebagian pegawai.
Menurut Teguh, pemberhentian ini melibatkan 220 orang, serta pergantian jabatan strategis, termasuk posisi direktur rumah sakit. “Kami minta petunjuk rapat yang benar seperti apa, rapat yang sah seperti apa, jalannya persidangan bagaimana, tahapan-tahapan yang dilalui seperti apa, jangan sampai tahapan yang kami lalui ada kelemahan hukum. Nanti kan jadi mubazir,” ujarnya.
Pansus Hak Angket akan terus menggelar rapat untuk membahas 12 dugaan pelanggaran tersebut. Jika terbukti ada pelanggaran berat, DPRD bisa mengusulkan pemakzulan Bupati Sudewo. Keputusan ini nantinya akan dibawa ke rapat paripurna DPRD dan, jika disetujui, diserahkan ke Mahkamah Agung untuk proses selanjutnya.
"Kemungkinan seperti apa kami belum bisa menyampaikan. Kalau memang terbukti dan bersalah pasti ada pemakzulan," kata Teguh.
Aksi massa menuntut pelengseran Bupati Sudewo pada Rabu, 13 Agustus 2025, berakhir ricuh. Polisi melepaskan tembakan gas air mata untuk membubarkan demonstran. Puluhan orang dilaporkan mengalami luka dan segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. Kericuhan juga memicu pembakaran satu unit mobil polisi oleh massa.
Di tengah aksi tersebut, Sudewo sempat muncul dari dalam kendaraan taktis milik kepolisian untuk menemui pendemo. Politikus Gerindra itu menyampaikan permohonan maaf kepada warga. “Saya mohon maaf,” ujarnya singkat. Namun, sebagian peserta aksi melempari berbagai benda ke arah Sudewo, memaksanya kembali masuk ke kendaraan tersebut.