Jakarta (ANTARA) - Penelitian baru-baru ini mengungkap menenggak satu kaleng minuman manis per hari, baik minuman soda biasa maupun soda diet, dapat secara drastis meningkatkan risiko terserang penyakit hati yang mematikan.
Secara medis penyakit itu dikenal sebagai penyakit hati steatotik terkait disfungsi metabolik (Metabolic Dysfunction-Associated Steatotic Liver Disease/MASLD), yang sebelumnya lebih dikenal dengan istilah penyakit hati berlemak non-alkohol (non-alcoholic fatty liver disease/NAFLD).
MASLD terjadi ketika lemak berlebih menumpuk di dalam hati, bahkan terhadap orang yang jarang atau bahkan tidak mengonsumsi alkohol sama sekali. MASLD juga diketahui merupakan salah satu penyebab utama kanker hati.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa minuman rendah gula atau tanpa gula ternyata berhubungan dengan peningkatan risiko MASLD, bahkan pada tingkat konsumsi ringan seperti satu kaleng per hari," kata Lihe Liu, seorang peneliti gastroenterologi di rumah sakit afiliasi pertama Soochow University, sebagaimana dilansir Daily Mail.
Secara lebih terperinci, penelitian yang dilakukan oleh para peniliti Cina itu menemukan orang yang menenggak minuman manis yang tergolong dalam sugar-sweetened beverages (SSBs), seperti soda dan minuman benergi, mempunyai risiko 50 persen lebih tinggi terkena MASLD.
Sementara itu, orang yang menengguk minuman rendah atau tanpa pemanis gula yang tergolong low-or non-sugar-sweetened beverages (LNSSBs), seperti soda diet, memiliki risiko 60 persen lebih tinggi terkena MASLD.
Liu menjelaskan kandungan gula yang lebih tinggi dalam minuman manis dapat menyebabkan lonjakan cepat glukosa darah dan insulin, meningkatkan berat badan, dan meningkatkan kadar asam urat, yang semuanya berkontribusi terhadap penumpukan lemak di hati.
"Di sisi lain, minuman dengan kadar gula rendah atau tanpa pemanis apa pun dapat mempengaruhi kesehatan hati dengan mengubah mikrobioma usus, mengganggu rasa kenyang, memicu keinginan mengonsumsi makanan manis, dan bahkan merangsang sekresi insulin," ujarnya.
Penelitian ini menekankan bahwa temuan itu menunjukkan bahwa alternatif 'diet' dalam minuman soda yang kerap dianggap lebih sehat dapat lebih membahayakan kesehatan hati daripada yang diperkirakan.
"Temuan ini menantang persepsi umum bahwa minuman ini tidak berbahaya dan menyoroti perlunya mempertimbangkan kembali perannya dalam pola makan dan kesehatan hati, terutama karena MASLD muncul sebagai masalah kesehatan global," kata Liu.
Untuk mendapatkan temuan tersebut, para peneliti menganalisis 123.788 orang dewasa di Inggris yang tidak memiliki riwayat penyakit hati. Peserta lalu diminta untuk mengisi kuesioner diet 24 jam yang melacak minuman yang mereka konsumsi.
Selama masa tindak lanjut 10 tahun, mereka menemukan 1.178 peserta mengalami MASLD dan 108 meninggal karena penyebab yang berhubungan dengan hati.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa peserta yang mengganti minuman bergula dengan air mengalami penurunan risiko MASLD sebesar hampir 12,8 persen, sementara peserta yang mengganti minuman diet dengan air mengalami penurunan risiko MASLD sebesar hampir 15,2 persen.
"Air tetap menjadi pilihan terbaik karena menghilangkan beban metabolisme dan mencegah penumpukan lemak di hati, sekaligus menghidrasi tubuh," ungkap penelitian tersebut.
Baca juga: 3 jenis minuman yang harus dihindari penderita maag
Baca juga: Khasiat sparkling water bagi kesehatan tubuh
Baca juga: UNICEF: Minuman soda tidak memperlancar siklus menstruasi
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.