
KUALITAS sarung tangan produksi Indonesia tak kalah saing dengan produk dari negara lain. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan PT Woneel Midas Leather menembus pasar internasional. Perusahaan yang berlokasi di Semin, Kabupaten Gunung Kidul ini mengekspor 1.794 karton produk sarung tangan (gloves) ke Los Angeles, Amerika Serikat, dengan nilai ekspor mencapai USD543.612 atau setara Rp8,85 miliar.
Ekspor berlangsung pada 04–08 Agustus 2025 dengan total 1.794 karton sarung tangan. Produk dikirim melalui dua jalur, yakni jalur laut melalui Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, serta jalur udara melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Dalam proses pengiriman, Bea Cukai Yogyakarta turut berperan penting dengan memberikan layanan asistensi dan pengawasan. Dukungan tersebut mencakup pemenuhan regulasi, kelengkapan dokumen ekspor, hingga pengawasan pemuatan barang ke sarana pengangkut sebelum diberangkatkan ke pelabuhan muat.
Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi Bea Cukai Yogyakarta, Riri Riani, menegaskan komitmen pihaknya dalam mendukung kegiatan ekspor.
“Sebagai trade facilitator dan industrial assistance, kami berupaya memberikan layanan terbaik agar perusahaan dapat melaksanakan ekspor sesuai aturan yang berlaku. Kehadiran kami tidak hanya sebatas pengawasan, tetapi juga memastikan kemudahan layanan bagi dunia usaha,” ujarnya.
PT Woneel Midas Leather merupakan salah satu perusahaan penerima fasilitas kawasan berikat di bawah pengawasan Bea Cukai Yogyakarta. Berdiri sejak 2018, perusahaan ini fokus memproduksi sarung tangan dan menjadi satu-satunya perusahaan kawasan berikat di Kabupaten Gunung Kidul.
Sebagai penerima fasilitas, perusahaan memperoleh sejumlah keuntungan, di antaranya penangguhan bea masuk, pembebasan PPN dan/atau PPNBM, serta efisiensi waktu pengiriman karena tidak perlu dilakukan pemeriksaan fisik di Tempat Penimbunan Sementara (TPS) pelabuhan atau bandara.
Keberhasilan ekspor ini diharapkan dapat terus meningkatkan devisa negara serta membuka peluang lebih luas bagi produk asal Gunung Kidul untuk bersaing di pasar global. (H-2)