
MENTERI Pertanian Andi Amran Sulaiman menuturkan petani kini tak lagi mengeluh perihal pupuk. Kelangkaan pupuk dan mahalnya harga pupuk disebut tak lagi sampai ke telinganya lantaran kini penyaluran komoditas itu menjadi jauh lebih efisien dan efektif.
Hal itu karena pemerintah membabat 145 regulasi mengenai penyaluran pupuk untuk petani. "Dulu kami keliling seluruh Indonesia, teriakannya petani satu suara, tone-nya sama, pupuk kurang, pupuk langka, pupuk mahal," kata Amran dalam konferensi pers di Kantor Presiden seusai rapat terbatas dengan Kepala Negara, Jakarta, Kamis (9/10).
Ia menjelaskan, sebelumnya setiap distribusi pupuk harus mendapat paraf dari 12 kementerian, disetujui 38 gubernur, serta diketahui oleh 514 bupati dan wali kota di seluruh Indonesia sebelum sampai ke petani.
Namun setelah Inpres sektor pangan baru diterbitkan, sistem distribusi pupuk kini dipangkas hanya menjadi tiga tahap, yaitu dari Kementerian Pertanian langsung ke produsen, lalu ke petani. Hasilnya, kata, Amran, pasokan pupuk menjadi lebih cepat dan merata di berbagai daerah.
Selain deregulasi pupuk, pemerintah juga menyiapkan Inpres baru untuk mempercepat perbaikan jaringan irigasi. Amran menyebut, proyek perbaikan irigasi tersebut akan mencakup dua juta hektare lahan pertanian di seluruh Indonesia dan sepenuhnya diambil alih oleh pemerintah pusat.
"Kita akan memperbaiki irigasi tanpa ada sekat perbedaan kabupaten atau jatah provinsi," ujarnya.
Langkah tersebut, kata Amran, merupakan bagian dari upaya akselerasi modernisasi sektor pertanian yang juga mencakup peremajaan alat dan mesin pertanian (alsintan). Dengan kombinasi deregulasi, perbaikan infrastruktur, dan modernisasi teknologi, pemerintah menargetkan peningkatan produktivitas serta efisiensi kerja petani di seluruh wilayah Indonesia. (Mir/M-3)