Liputan6.com, Jakarta Rentetan hasil buruk Chelsea terus berlanjut setelah mereka kembali menelan kekalahan saat bermain di kandang sendiri. Kali ini, Brighton datang dan berhasil mempermalukan The Blues dengan skor 3-1 pada Sabtu (27/9/2025) malam WIB.
Kekalahan di Stamford Bridge ini merupakan yang ketiga dari empat pertandingan terakhir yang mereka jalani. Musim yang awalnya diharapkan menjadi awal kebangkitan kini justru terlihat akan berantakan bahkan sebelum jeda internasional bulan Oktober tiba.
Chelsea sempat unggul lebih dulu dan memegang kendali penuh, namun petaka datang setelah Trevoh Chalobah diganjar kartu merah. Momen tersebut benar-benar mengubah total jalannya laga dan membuat lini pertahanan mereka hancur lebur seketika.
Hasil memalukan ini bukan sekadar insiden tunggal, melainkan sebuah pertunjukan yang membongkar habis-habisan semua borok di tubuh tim. Berikut adalah empat masalah kronis Chelsea yang terekspos dalam pertandingan memalukan tersebut.
Pertahanan Keropos yang Terus Terekspos
Masalah di lini pertahanan Chelsea tampaknya sudah berada di level yang sangat mengkhawatirkan saat ini. Rata-rata kebobolan mereka sejak jeda internasional bulan September telah mencapai angka 2.2 gol per pertandingan.
Dalam pertandingan melawan Brighton, performa lini belakang mereka benar-benar patut dipertanyakan oleh semua pihak. Puncaknya terjadi pada gol ketiga Brighton, di mana tidak ada satu pun pemain Chelsea yang bereaksi atau berusaha menutup ruang tembak.
Para pemain bertahan Chelsea terlihat seakan hanya menjadi penonton yang pasif. Mereka terlihat seperti "lautan tubuh yang diam", tanpa ada reaksi sama sekali terhadap situasi berbahaya di depan gawang mereka sendiri.
Mulai dari kesalahan individu hingga kegagalan kolektif, semua penyakit lama di lini belakang kembali kambuh bersamaan. Hal ini jelas menjadi pekerjaan rumah terbesar yang harus segera dicari solusinya oleh Enzo Maresca.
Krisis Bek Tengah di Titik Nadir
Sebelum pertandingan dimulai, masalah di posisi bek tengah sudah cukup pelik akibat cederanya Tosin Adarabioyo, Wesley Fofana, dan Levi Colwill. Namun, situasi yang ada kini menjadi jauh lebih parah setelah peluit akhir berbunyi.
Kartu merah yang diterima oleh Trevoh Chalobah berarti ia otomatis harus absen saat Chelsea menghadapi laga super berat melawan Liverpool pekan depan. Ini membuat stok bek tengah senior yang dalam kondisi fit kini benar-benar habis.
Enzo Maresca kini hanya memiliki Jorrel Hato, Josh Acheampong, dan Benoit Badiashile yang baru pulih sebagai opsi yang tersisa. Hanya dalam kurun waktu dua hari, pilihan bek tengah yang tersedia untuk melawan pemuncak klasemen berkurang separuhnya.
Jika Chelsea serius ingin segera mengatasi masalah pertahanan mereka, mendapatkan kartu merah konyol jelas bukan cara yang tepat. Mereka seakan sengaja menambah rintangan yang tidak perlu di tengah badai cedera yang sudah cukup parah.
Taktik Pergantian Pemain yang Dipertanyakan
Manajemen pertandingan yang dilakukan oleh Enzo Maresca kembali menjadi sorotan tajam dari para pengamat. Ia dinilai telah mengulangi kesalahan yang serupa seperti saat mereka kalah dari Manchester United pada pekan lalu.
Kala itu, keputusannya menarik keluar dua winger setelah kartu merah Robert Sanchez dikritik karena terlalu negatif. Pola serupa seakan terulang saat melawan Brighton, di mana ia tetap memasukkan pemain bertahan meski timnya baru saja kebobolan gol penyeimbang.
Keputusan memasukkan Benoit Badiashile dan Romeo Lavia setelah gol Danny Welbeck membuat Chelsea bermain semakin dalam. Akibatnya, mereka justru kehilangan daya serang dan harus kebobolan dua gol tambahan di sisa waktu pertandingan.
Banyak pihak yang merasa bahwa Maresca terlalu cepat menyerah dan memilih bermain terlalu aman. Sayangnya, strategi tersebut justru menjadi bumerang yang membuat kekalahan timnya terasa semakin telak dan memalukan.