PERKIRAAN kerugian akibat penjarahan rumah politikus Partai NasDem, Ahmad Sahroni, mencapai puluhan miliar. Angka tersebut adalah estimasi yang disampaikan Sahroni ke kepolisian saat membuat laporan tentang penjarahan dan perusakan rumahnya.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Tabroni, staf pribadi Sahroni, mengatakan laporan polisi itu mereka buat sekitar dua hari setelah penjarahan. Peristiwa masuknya massa ke rumah Sahroni di Jalan Swasembada Timur XXII, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara itu berlangsung pada Sabtu, 30 Agustus 2025.
Dalam laporan polisi, Sahroni menyampaikan perkiraan awal atas kerugian dari harta benda yang raib maupun dirusak massa. "Menurut beliau, dari perkiraan yang dirugikan itu sekitar Rp 80 miliar," kata Tabroni saat ditemui Tempo di kawasan rumah Sahroni pada Rabu, 24 September 2025.
Kerugian itu termasuk dari lima mobil Sahroni yang rusak, yaitu Porsche 356, Lexus RZ, Mustang Fastback, dan dua unit Tesla. Miliaran juga hilang dari raibnya sejumlah miniatur Iron Man berukuran manusia hingga berbagai aksesoris seperti jam tangan. Selain itu, rumah tempat tinggal mantan wakil ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat itu juga rusak.
Menurut Tabroni, terdapat sebagian orang yang mengembalikan beberapa harta benda Sahroni yang digondol massa. Namun, tidak semua barang kembali. Sejumlah aset, seperti jam tangan, dikembalikan dalam kondisi rusak.
Kondisi rumah politikus Partai NasDem, Ahmad Sahroni, di Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa, 23 September 2025. Tempo/Sultan Abdurrahman
Saat ini, rumah Sahroni masih dibiarkan dalam kondisi berantakan seusai dibobol oleh ratusan orang akhir bulan lalu. "Menurut info dari polisi, karena ini dalam rangka penyelidikan dan lidik, mereka menunggu arahan dari Kejaksaan terlebih dahulu apakah sudah bisa dibersihkan atau tidak. Ini berkaitan dengan barang bukti," tuturnya.
Serpihan kaca hingga barang-barang yang tidak diambil massa masih berserakan di dalam rumah Sahroni. Di antaranya ada foto-foto keluarga, berbagai piala, obat-obatan pribadi, hingga buku-buku.
Sahal Tarmizi, petugas keamanan di rumah Sahroni, mengungkapkan sang politikus sempat mengunjungi rumah itu setelah penjarahan.
Menurut Sahal, Sahroni datang ke rumah itu pada awal September. "Setelah kejadian penjarahan pernah sekali (datang), mungkin beliau mau mengecek atau melihat situasi dan kondisi kediamannya seperti apa," kata Sahal saat ditemui Tempo di kawasan rumah Sahroni pada Selasa, 23 September 2025.
Sahroni, Sahal berujar, ketika itu tidak terang-terangan mengungkapkan perasaannya saat melihat rumah yang berantakan. Namun, Sahal menyebut Sahroni tampak sedih. "Saya melihat, siapa sih yang enggak sedih dan kecewa hasil kerja kerasnya selama ini sebagian rusak," ucap Sahal.
Ketua Rukun Tetangga (RT) setempat, Yuridisman, mengatakan warga sempat menutup akses gang menuju rumah Sahroni setelah peristiwa penjarahan. Tujuannya untuk mencegah orang yang tidak tinggal di daerah itu berlalu-lalang. Portal yang dipasang warga itu kini telah diturunkan. "Saat ini sudah kembali normal," kata Yuridisman saat ditemui Tempo di rumahnya pada Selasa, 23 September 2025.
Penjarahan di rumah Sahroni terjadi di tengah demonstrasi yang meluas dan berakhir rusuh di Jakarta dan sejumlah daerah pada akhir Agustus 2025. Salah satu tuntutan aksi itu adalah pembubaran DPR. Masyarakat marah atas pendapatan dan tunjangan tinggi yang diberikan kepada legislator di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu.
Sahroni menjadi salah satu anggota DPR yang disorot publik akibat pernyataannya. Sahroni mengatakan desakan untuk membubarkan DPR adalah langkah keliru dari orang yang punya mental tolol. Partai NasDem belakangan menonaktifkan Sahroni sebagai anggota DPR.