KEPALA Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana meminta maaf kepada mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolkam) Mahfud Md. Dua cucu Mahfud diduga keracunan seusai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) di Yogyakarta
“Kami mohon maaf atas hal itu. Kenapa kami rapat pada hari ini juga untuk memperbaiki sehubungan dengan sistem tata kelola,” ujar Dadan ketika ditemui di kompleks DPR/DPD/MPR, Jakarta, pada Rabu, 1 Oktober 2025.
Dadan memang baru saja menghadiri rapat kerja dengan Komisi IX DPR--membidangi masalah kesehatan dan kependudukan. Rapat itu turut dihadiri oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin hingga Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar. Mereka membahas penanganan kasus keracunan MBG yang belakangan ini meningkat.
Badan Gizi Nasional mencatat ada 6.517 orang penerima manfaat MBG yang mengalami keracunan. Angka ini merupakan data sejak proyek MBG diluncurkan pada Januari 2025 hingga 30 September 2025. Temuan kasus keracunan meningkat pada dua bulan terakhir. BGN memetakan kasus keracunan MBG dalam tiga kawasan, yakni wilayah I yang mencakup Sumatera, wilayah II di Pulau Jawa, dan III di Indonesia Timur.
Sebelumnya, Mahfud Md menceritakan cucunya baru-baru ini mengalami keracunan setelah mengkonsumsi makan bergizi gratis. Salah satu cucu Mahfud bahkan harus dirawat selamat empat hari di rumah sakit.
Mahfud menyampaikan itu dalam konten video di kanal YouTube resmi miliknya. Mantan hakim konstitusi ini mengatakan tidak hanya satu, tapi dua cucunya keracunan MBG di satu sekolah yang sama.
Mahfud menuturkan, siang hari seusai menyantap MBG, delapan siswa termasuk cucunya muntah-muntah. Mereka dilarikan ke rumah sakit. Setelah dirawat satu hari di rumah sakit, tujuh orang siswa, termasuk cucunya yang lebih tua diperbolehkan pulang.
“Jadi enam (orang) dan kakaknya, habis muntah-muntah sehari, lalu disuruh pulang dan bisa dirawat di rumah," kata Mahfud dalam video yang diunggah pada Selasa, 30 September 2025. "Tetapi cucu yang satu harus dirawat selama empat hari.”
Mahfud menilai rentetan kasus keracunan akibat program MBG bukan sekadar persoalan angka. Dia menegaskan, tata kelola makan bergizi gratis mendesak untuk dibereskan. Ia menyatakan, kendati jumlah keracunan dari total penerima tidak sampai 0,1 persen, masalah ini menyangkut nyawa dan kesehatan. “Ini bukan persoalan angka. Ini harus diteliti lagi,” kata dia.