Istanbul (ANTARA) - Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada Senin (8/9) bertekad untuk meningkatkan serangan udara ke Kota Gaza dan gedung-gedung bertingkat di wilayah utara Jalur Gaza, Palestina.
"Hari ini, badai dahsyat akan mengguncang langit Kota Gaza, dan atap menara teror akan bergetar," kata Katz di platform X.
Sejak Jumat lalu, militer Israel mulai membombardir gedung-gedung bertingkat yang menampung ratusan pengungsi di Kota Gaza, dengan dalih menargetkan infrastruktur kelompok perlawanan Palestina, Hamas.
Katz menegaskan operasi akan diperluas untuk "menaklukkan Gaza" kecuali seluruh sandera dibebaskan.
Perang genosida Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 64.000 warga Palestina sejak Oktober 2023, ketika serangan Hamas menewaskan sekitar 1.200 warga Israel dan menyandera lebih dari 200 orang.
Dari sekitar 50 sandera yang masih diyakini ditahan di Gaza, hanya sekitar 20 yang diduga masih hidup.
Serangan-serangan Israel telah meluluhlantakkan wilayah kantong Palestina itu, yang kini menghadapi bencana kelaparan.
Menurut Human Rights Watch, Israel menghancurkan 90 persen infrastruktur Gaza, termasuk rumah penduduk, serta memaksa hampir 1 juta warga Palestina berlindung di gedung-gedung sekolah dan universitas.
Pada Agustus lalu, kabinet keamanan Israel menyetujui rencana untuk mencaplok Kota Gaza.
Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk pemimpin Israel Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanannya, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perang yang dilancarkannya di wilayah Palestina itu.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Spanyol umumkan langkah-langkah "hentikan genosida di Gaza"
Baca juga: Korban tewas akibat kelaparan di Gaza terus bertambah jadi 387 orang
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.