Liputan6.com, Jakarta - Jauh di kedalaman ruang angkasa, sekitar 620 tahun cahaya dari Bumi, para astronom menemukan sebuah anomali kosmik yang memecahkan rekor.
Mengutip Popular Science, Jumat (10/10/2025), sebuah proto-planet pengembara raksasa bernama Cha 1107-7626, yang berada di konstelasi Chamaeleon, terlihat sedang melahap material di sekitarnya dengan kecepatan yang luar biasa.
Berbeda dari planet pada umumnya yang terbentuk dan mengorbit di sekitar bintang induknya, Cha 1107-7626 justru hidup bebas tanpa terikat pada bintang mana pun.
Planet pengembara ini mengambang sendirian di ruang angkasa, sambil terus menyerap gas dan debu di sekitarnya dengan laju yang mencengangkan, yaitu sekitar 6,6 miliar ton setiap detik.
Keberadaan objek seperti ini sudah lama membingungkan para astronom, karena belum ada jawaban pasti tentang bagaimana awal terbentuknya.
"Asal usul objek bermassa planet yang mengambang bebas tetap menjadi pertanyaan terbuka: apakah mereka objek bermassa terendah yang terbentuk layaknya bintang, atau planet raksasa yang terlempar dari sistem kelahirannya?," ujar Aleks Scholz, seorang astronom dari University of St. Andrews, Inggris.
Percepatan Pertumbuhan Memicu Rekor Akresi Terkuat
Untuk meneliti fenomena langka ini, Scholz dan timnya menggunakan peralatan canggih seperti Very Large Telescope (VLT) milik European Southern Observatory dan James Webb Space Telescope (JWST) selama beberapa bulan.
Objek Cha 1107-7626 sendiri tergolong sangat besar, dengan massa sekitar 5 hingga 10 kali lipat dari Jupiter, dan dikelilingi piringan gas serta debu yang terus berputar. Proses penambahan massa karena tarikan gravitasi ini dikenal sebagai akresi.
Dalam hasil studi yang diterbitkan di The Astrophysical Journal Letters, para peneliti menemukan bahwa laju akresi Cha 1107-7626 meningkat jauh lebih cepat dari perkiraan awal.
Dalam hitungan bulan, kecepatannya melonjak hingga delapan kali lebih tinggi, mencapai puncak sekitar 6,6 miliar ton per detik.
Catatan ini menjadikan Cha 1107-7626 sebagai objek bermassa planet dengan peristiwa akresi terkuat yang pernah diamati sejauh ini.
"Orang mungkin menganggap planet sebagai dunia yang tenang dan stabil, tetapi dengan penemuan ini kita melihat bahwa objek bermassa planet yang mengambang bebas di ruang angkasa bisa menjadi tempat yang menarik," ujar Victor Almendros-Abad, salah satu penulis studi dari National Institute for Astrophysics, Italia.
Masa Bayi Planet yang Ternyata Mirip Bintang Muda
Salah satu temuan menarik lainnya dari hasil pengamatan JWST adalah adanya peran penting medan magnet dalam proses pembentukan Cha 1107-7626.
Temuan ini menunjukkan bahwa planet pengembara tersebut ternyata memiliki banyak kesamaan dengan bintang muda, lebih dari yang sebelumnya diperkirakan para astronom.
Ray Jayawardhana, salah satu penulis studi dan astronom di Universitas Johns Hopkins, mengaku terkejut dengan hasilnya.
“Kami tidak menyangka kalau masa awal kehidupan objek bermassa planet yang mengambang bebas bisa begitu mirip dengan bintang seperti Matahari,” ujarnya.
Ia menjelaskan, baik proto-planet raksasa maupun bintang sama-sama terbentuk melalui proses kontraksi awan debu dan gas, memiliki piringan di sekitarnya, serta mengalami fase pertumbuhan yang tidak stabil.
“Fase awal mereka tampaknya jauh lebih kacau daripada yang kami sadari sebelumnya,” Ray memungkaskan.