Jakarta, CNBC Indonesia- Ekspor Jepang mengalami penurunan tertajam dalam lebih dari empat tahun terakhir. Hal ini terlihat dari resmi Kementerian Keuangan, Rabu (20/8/2025).
Ekspor tercatat turun 2,6% (yoy) di Juli 2025, menandai penurunan bulanan ketiga berturut-turut dan laju tertajam sejak Februari 2021. Angka terbaru tersebut lebih buruk dari konsensus pasar sebesar 2,1%, terimbas perang tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Ekspor ke AS anjlok hingga 11,4%, memperpanjang penurunan empat bulan akibat melemahnya pengiriman mobil, suku cadang mobil, dan chip. Sementara itu, penjualan juga turun ke China (-3,5%), Uni Eropa (-3,4%), dan negara-negara ASEAN (-2,9%).
Perlu diketahui, pada April, Trump mengenakan tarif 12% untuk mobil dan suku cadang mobil Jepang. Ia lalu kemudian mengancam akan mengenakan tarif yang lebih luas setelahnya.
Penangguhan sebagian terjadi pada 23 Juli, ketika kedua negara mencapai kesepakatan untuk menurunkan tarif otomotif menjadi 15%, masih di atas 2,5%. Penurunan merupakan imbalan atas janji investasi Jepang sebesar US$550 miliar di AS.
Namun, merujuk Trading Economics, sektor otomotif, ekspor terbesar Jepang, masih berada di bawah tekanan. Pasalnya, produsen mobil menanggung biaya yang lebih tinggi dengan menurunkan harga untuk mempertahankan pengiriman.
Para analis memperingatkan bahwa beban tersebut dapat beralih ke konsumen AS. Namun ini akhirnya akan membatasi permintaan dan mengikis pangsa pasar Jepang.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Q1-2025, Pertumbuhan Ekonomi Jepang Terkontraksi 0,2%