Alasan Fadli Zon Bilang Kakek Prabowo Lebih Tepat Disebut Bapak Koperasi Dibandingkan Bung Hatta

17 hours ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

MENTERI Kebudayaan Fadli Zon menjelaskan soal pernyataan kakek Presiden Prabowo Subianto lebih cocok disebut sebagai Bapak Koperasi daripada mantan Wakil Presiden Muhammad Hatta atau Bung Hatta.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Fadli Zon sebelumnya mengatakan Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank Negara Indonesia (BNI), lebih tepat disebut sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Sedangkan ia mengatakan Bung Hatta sebagai Bapak Ekonomi Kerakyatan. 

“Itu pendapat saja. Karena menurut saya Bung Hatta itu lebih besar dari sekedar Bapak Koperasi. Bung Hatta itu Bapak Ekonomi Kerakyatan. Bung Hatta itu perancang, ekonom, pemikir, intelektual,” kata Fadli Zon di kompleks parlemen DPR/MPR, Senayan, Jakarta, 15 Agustus 2025.

Menurut Fadli, atribusi Bung Hatta lebih baik tinggi karena sebagai Bapak Ekonomi Kerakyatan. “Jadi atribusinya itu lebih dari Bapak Koperasi. Itu yang saya katakan. Jadi Bung Hatta itu Bapak Ekonomi Kerakyatan,” katanya. 

Pernyataan Fadli Zon berawal ketika mengisi acara bedah buku Margono Djojohadikusumo: Pejuang Ekonomi dan Pendiri BNI 46 karya Jimmy. S Harianto dan H.M.U. Kurniadi di Kompas Institute, Jakarta, 9 Agustus 2025. Saat itu Fadli Zon mengatakan Margono lebih tepat disebut Bapak Koperasi, sedangkan Bung Hatta Bapak Ekonomi Kerakyatan. 

Menurut Fadli, Margono merupakan tokoh yang sangat dekat dengan koperasi. Margono pernah menjadi ketua Jawatan Koperasi pada masa kolonial Hindia Belanda. 

Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono juga pernah mengatakan visi pembentukan 80.000 unit Koperasi Desa Merah Putih sejalan dengan pemikiran Margono Djojohadikusumo. Koperasi Merah Putih merupakan program prioritas Presiden Prabowo Subianto. 

“Bapak Margono Djojohadikusumo adalah perumus rencana pembangunan semesta berencana, pembangunan desa dan koperasi, terlibat industri dari hulu hingga hilir,” kata Ferry dikutip dari keterangannya di Jakarta pada Jumat, 20 Juni 2025, seperti dilansir dari Antara. 

Dikutip dari esi.kemdikbud.go.id, Raden Mas Margono Djojohadikusumo adalah putra dari Asisten Wedana di wilayah Banyumas, Jawa Tengah. Apabila silsilah keluarganya ditelusuri, maka Margono merupakan cicit dari Raden Tumenggung Banyak Lebar atau lebih dikenal dengan sebutan Panglima Banyakwide, seorang pengabdi setia Pangeran Diponegoro. 

Margono adalah seorang priyayi yang lahir di Purbalingga, Jawa Tengah, pada 16 Mei 1894. Pada masa itu, dia termasuk bumiputera yang beruntung karena bisa belajar di lembaga pendidikan resmi. 

Pada 1900, Margono menempuh pendidikan dasar Europeesche Lagere School (ELS) hingga tamat pada 1907. Setelah itu, dia mengikuti ujian masuk atau klein ambtenaar sekolah pegawai negeri sipil Opleiding School voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA) di Magelang, Jawa Tengah, selama 4 tahun. 

Sesudah menuntaskan studi di OSVIA pada 1911, Margono bekerja menjadi juru tulis di Banyumas. Tak lama setelah itu, dia diangkat menjadi juru tulis Asisten Wedana Banyumas di Pejawaran. Pada 1912, dia kembali diangkat menjadi juru tulis di Kantor Kejaksaan Cilacap, Jawa Tengah. Beberapa bulan menjadi juru tulis di Cilacap, dia mengikuti pelatihan sebagai pejabat pegawai dinas atau Volkscredietwezen. 

Setelah bekerja di Kantor Kejaksaan Cilacap, Margono naik jabatan menjadi pegawai dinas di Madiun, Jawa Timur. Pada 1930, dia dipindahkan ke Malang, Jawa Timur, lalu ke Jakarta tak lama setelahnya. Dia bertugas di kantor besar Algemene Volkscredietbank atau bank pekreditan rakyat. 

Karier Margono yang semakin moncer membuatnya dikirim ke Belanda oleh Kementerian Urusan Jajahan pada 1937. Di sana, dia bekerja dengan mempelajari laporan dari pemerintahan Hindia Belanda. Setelah itu, Departemen Urusan Ekonomi Hindia Belanda memintanya pulang ke Tanah Air akibat keterbatasan tenaga kerja. 

Margono lalu bertugas di Departemen Urusan Ekonomi hingga Indonesia dikuasai oleh Jepang pada 1942. Begitu Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, dia mendapat amanah menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS), yang tugasnya membantu memberikan nasihat kepada presiden dan wakil presiden. 

Margono mengusulkan agar dibentuk sebuah bank sentral atau bank sirkulasi, seperti yang dimaksud dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945. Sukarno dan Mohammad Hatta kemudian memberikannya mandat untuk mengerjakan persiapan pembentukan Bank Sentral (Bank Sirkulasi) Negara Indonesia pada 16 September 1945. 

Pada 19 September 1945, sidang Dewan Menteri memutuskan untuk membentuk sebuah bank milik negara yang berfungsi sebagai bank sirkulasi. Hingga akhirnya pada 15 Juli 1946, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 1946 tentang Pembentukan Bank Negara Indonesia (BNI) diterbitkan. Sejalan dengan hal tersebut, Margono ditunjuk sebagai Direktur Utama BNI. Pada 1970, status hukum bank BNI dinaikkan menjadi persero.

Melynda Dwi Puspita berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Read Entire Article