
UNTUK mendongkrak perekonomian di Jawa Tengah, Gubernur Ahmad Luthfi mendorong bupati dan wali kota segera mengajukan dan membentuk kawasan industri atau kawasan ekonomi di wilayah masing-masing, terutama untuk perekonomian dan pendapatan asli daerah (PAD).
"Saya minta, saya mohon, kepada bupati dan wali kota segera rapat untuk membentuk kawasan industri di wilayah masing-masing, apapun bentuknya. Termasuk spot-spot produksi terkait dengan barang tertentu sesuai dengan kearifan lokal di wilayah masing-masing," kata gubernur saat pengarahan kepada bupati dan wali kota seusai upacara Peringatan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Tengah.
Kawasan industri atau kawasan ekonomi menjadi salah satu syarat agar perekonomian di masing-masing wilayah menggeliat. Juga untuk mengurangi pengangguran terbuka di Kota Lumpia itu.
"Potensinya besar dan banyak yang harus dikerjakan. Kita tidak boleh mengandalkan salah satu pihak dalam hal menaikkan PAD, karena daerah yang PAD-nya sudah triliunan baru Kota Semarang. Lainnya masih miliaran," ungkapnya.
Ahmad Luthfi menjelaskan, saat ini kawasan industri eksisting di Jawa Tengah ada tujuh lokasi. Di antaranya KEK Industropolis Batang, KEK Kendal, Kawasan Industri Wijayakusuma, Kawasan Industri Candi, Kawasan Industri Jatengland, Kawasan Industri BSB, dan Batang Industrial Park.
Saat ini sedang didorong adanya Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) Industri Prioritas Provinsi. Potensi kawasan industri baru ada di beberapa daerah meliputi Rembang, Demak, Kota Semarang, Kendal, Batang, Brebes, Cilacap, Banyumas, dan Kebumen. Adanya kawasan akan mempermudah investasi masuk karena semua sudah terintegrasi.
"Cilacap sudah menawarkan 1.000 hektare lebih, Kebumen sudah menyiapkan tempat, Demak lewat HIPMI sudah ada hampir 100 hektare disiapkan juga kalau tidak salah, Kendal habis dan akan menambah lagi," paparnya.
BAROMETER PEMBANGUNAN
Dijelaskan, kawasan industri menjadi potensi untuk membangun wilayah sesuai arahan Presiden. Kawasan industri akan menjadi barometer pembangunan wilayah. Kalau kawasan industri tidak sehat maka akan diintervensi oleh pemerintah pusat.
"Tinggal potensinya apa di sana, pariwisata atau UMKM. UMKM di tempat kita yang mikro itu sudah hampir lebih Rp10 triliun. UMKM mikro ini menjadi kewajiban bupati wali kota. Datakan untuk naik kelas. Kalau wilayah tidak punya kawasan industri jangan khawatir, karena di situ ada UMKM yang kalau dijadikan satu kawasan industri kalah," ungkap Ahmad Luthfi.
Untuk diketahui, realisasi investasi di Jawa Tengah semester I 2025 mencapai Rp45,58 triliun atau 58,19% dari target tahun ini sebesar Rp78,33 triliun. Terdiri atas Penanaman Modal Asing (PMA) senilai Rp25,63 triliun dan Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp19,95 triliun.
Daerah dengan capaian investasi tertinggi di Jawa Tengah meliputi Demak, Kota Semarang, Kendal, Batang, dan Kabupaten Semarang. Negara investor tertinggi antara lain Singapura, Tiongkok, Hongkong, Korsel, dan Samoa Barat. (E-2).